Ingatkan Pak AR, PWNU Jatim Silaturahim ke PWM, Jelang Satu Abad Nahdlatul Ulama

  • Bagikan
AKRAB DAN GAYENG: Ketua PW Muhammadiyah Jatim, KH Saad Ibrahim (dua dari kiri) saat menerima silaturrahim jajaran pengurus PWNU Jawa Timur menjelang Satu Abad Nahdlatul Ulama di Kantor PW Muhammadiyah Jawa Timur, di Bilangan Kertomenanggal, Kota Surabaya. (foto:nu.online jatim)

INDOSatu.co – SURABAYA – Menghadapi Kebangkitan Islam pada milenium kedua, jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengadakan silaturahim ke Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Jumat (22/07). Silaturahim ini sekaligus membahas isu-isu strategis menjelang usia NU yang akan menapaki Satu Abad pada 2026 mendatang.

Dalam silaturahim ini, jajaran PWNU Jatim dipimpin KH Abdus Salam Shohib, yang juga Ketua Panitia 1 Abad NU didampingi Hasan Ubaidillah Wakil Sekretaris PWNU Jatim, Amin Mujib dan Rasidi, keduanya Wakil Bendahara PWNU Jatim.

Rombongan PWNU ini diterima langsung Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, KH Saad Ibrahim di kantor PW Muhammadiyah Jawa Timur, di Bilangan Kertomenanggal, Kota Surabaya.

Gus Salam, sapaan akrab KH Abdus Salam Shohib mengatakan, pihaknya mengadakan silaturahim terkait kegiatan Kick Off dalam rangkaian Peringatan Satu Abad NU. Rencananya kegiatan tersebut akan digelar di Tugu Pahlawan Surabaya pada 28 Juli 2022 mendatang. Dalam kegiatan rangkaian Peringatan Satu Abad NU menghadirkan tema “Harmoni, Kolaborsi dan Inovasi”.

Baca juga :   Mahasiswa Palestina Gelar Salat Gaib dengan Mahasiswa di Kampus UM Surabaya

Gus Salam menjelaskan, selaras dengan tema tersebut tentu NU tak akan berjalan sendirian dalam menyukseskan segala aktivitasnya di masyarakat. “Maka melalui silaturahim dengan jajaran pimpinan PW Muhammadiyah akan menunjukkan wajah Islam yang selalu mengedepankan tali silaturahim dan ukhuwah atau persaudaraan,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang itu.

Seperti diketahui, di lingkungan NU selalu mengedepankan tiga ukhuwah. Yakni, ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama bangsa), ukhuwah Islamiyah (persaudaran sesama Islam) dan ukhuwah basyariah (persaudaran sesama umat manusia), yang ditanamkan para pendiri NU sejak tahun 1926.

Baca juga :   Api dari Lantai Dua, Pasar Kembang Surabaya Terbakar

“Alhamdulillah, pertemuan berlangsung gayeng dan sangat akrab. Antusiasme dalam mengukuhkan kerukunan dua ormas Islam moderat di Indonesia akan menjadikan kekuatan dalam NKRI. Silaturahim semacam ini, telah menjadi bagian dari lelaku para pimpinan NU dan Muhammadiyah di masa lalu,” jelas cucu Rais Aam NU (1971-1980) KH Bisri Syansuri tersebut.

Gus Salam mengingatkan kekuatan silaturahim antara KH AR Fachruddin di Pondok Pesantren Tebuireng dan mampu menguranagi rekaat dan mengulur waktu salat Tarawih. Sehingga, ada guyonan pada saat itu, santri-santri Tebuireng berhasil di-Muhammadiyahkan saat menjadi imam salat Tarawih pada bulan Ramadan kala itu.

Baca juga :   Gelar Aksi Demo, Koalisi Masyarakat dan Pers di Surabaya Tolak RUU Penyiaran

Terkait acara Kick Off, Panitia Satu Abad NU mengajak dukungan PW Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya. “Kami meminta ada narasi dari PW Muhammadiyah soal Satu Abad NU, saat hadir dalam acara Kick Off nanti,” tuturnya.

Wakil Ketua PWNU Jatim itu juga menyampaikan, adanya perbedaan antara NU dan Muhammadiyah merupakan keniscayaan. “Tetapi kami punya komitmen bersama untuk mengukuhkan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan saling menghargai sesama Muslim,” tegasnya.

Pertemuan tersebut berhasil disepakati kesepahaman untuk melanjutkan pembicaraan tentang isu-isu strategis. Disadari pula, perlunya menjalin kerja sama menghadapi Kebangkitan Islam pada milenial kedua, antara NU dan Muhammadiyah. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *