Indro Gutomo Sampaikan Pentingnya Tiga Kecerdasan dalam Pembangunan Karakter Bangsa

  • Bagikan
BICARA PERAN MAHASISWA: Kabag Pemberitaan Setjen MPR RI, Indro Gutomo (tengah) mengatakan, dalam sejarahnya, mulai era kemerdekaan Indonesia hingga masa Reformasi, mahasiswa mempunyai peran sentral dalam mewarnai dinamika berbangsa dan bernegara.

INDOSatu.co – BANGKA BELITUNG – Kabag Pemberitaan Setjen MPR RI, Indro Gutomo SH, MH menyampaikan bahwa, dalam sejarah kemerdekaan Indonesia hingga masa Reformasi, mahasiswa mempunyai peran sentral.
Mahasiswa diharapkan harus memahami bahwa dalam sejarah Indonesia, setiap perubahan rezim, aktor utamanya adalah mahasiswa.

Mahasiswa selalu berhasil sebagai agen perubahan karena pergerakannya selalu murni belum terpengaruh kepentingan apapun. Pergerakan murni tersebut dikarenakan mereka senantiasa bergerak dengan semangat karakter bangsa, antara lain jiwa patriot, semangat persatuan dan kerja keras pantang menyerah.

Pernyataan tersebut disampaikan Indro Gutomo saat menjadi narasumber di hadapan 125 mahasiswa dari berbagai fakultas dan civitas akademika Universitas Muhammadiyah, Bangka Belitung (babel), dalam acara Sarasehan Kehumasan MPR RI, Menyapa Sahabat Kebangsaan, bertema: ‘Peran Mahasiswa dalam Pembangunan Karakter Bangsa’ pada Jumat (5/5).

Meski demikian. Indro Gutomo berpesan bahwa, mahasiwa juga perlu mengantisipasi efek negatif di era globalisasi, seperti narkoba, pergaulan bebas, radikalisme dan sikap individualistis. “Efek negatif ini akan menggerus karakter bangsa”. imbuh pria asli Yogyakarta ini.

Baca juga :   Berawal Suka Menulis, Ukir Prestasi, Antarkan Hilmin Dwi Astuti ke Singapura

Guna menghadapi hal ini, kata Indro, mahasiswa diingatkan akan pentingnya kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Untuk melaksanakan pembangunan kembali karakter bangsa, perlu kerja sama yang baik, antara mahasiswa sebagai generasi penerus dan seluruh komponen bangsa, tidak terkecuali lembaga MPR RI.

Apa peran MPR RI dalam membangun karakter bangsa? MPR RI berperan melalui tugas yang dimiliki? Salah satunya adalah pemasyarakatan empat pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keempat pilar ini merupakan nilai-nilai luhur, sumber karakter bangsa Indonesia.

Peran lainnya, jelas Indro, adalah bahwa MPR RI pernah mengeluarkan Tap MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. Tap ini berisi rekomendasi kepada seluruh penyelenggara negara dan masyarakat untuk senantiasa mengedepankan etika dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Lntas, apa peran mahasiswa dalam membangun karakter bangsa? Peran kongkret mahasiswa dalam pembangunan karakter bangsa ini dapat dilakukan dengan mengombinasikan dan senantiasa mengasah tiga kecerdasan.

Baca juga :   Kunjungi Makassar, Cucu KH Ahmad Dahlan Berkisah Ayahnya yang Pilih Hidup di Thailand

Pertama, kata Indro, kecerdasan spiritual. Mahasiswa diharapkan selalu menjaga ibadah. Kedua, kecerdasan intelektual, dan yang ketiga, adalah kecerdasan emosional yang dapat dilakukan melalui aktivitas penyaluran bakat, seni budaya maupun olah raga. Dengan modal tiga kecerdasan tersebut mahasiswa akan menjadi sdm yang tangguh dan tidak mudah goyah, mampu menghadapi bahaya disintegrasi.

Narasumber ke-2 dari Unmuh Babel Radmida Dawam., SH., MH., melihat bahwa Indonesia terdiri dari berbagai pulau yang masing-masing daerah hampir semua punya hukum adatnya sendiri-sendiri. Jika persatuan tidak dikelola dengan baik, maka akan terjadi perpecahan, sehingga akan membahayakan NKRI.

”Disini lah kita lihat pentingnya wawasan kebangsaan. Wawasan ini akan menumbuhkan jiwa persatuan. Jiwa persatuan akan mencegah terjadi perpecahan bagi bangsa Indonesia,” kata Radmida.

Radmida juga mengingatkan kepada seluruh mahasiswa agar senantiasa menjaga sikap jujur, kerja keras, serta mengasah tiga kecerdasan, seperti yang disampaikan sebelumnya, Bapak Indro Gutomo.

Baca juga :   Unggul Tipis, Prof. Sajidan Terpilih sebagai Rektor UNS Periode 2023-2028

Radmida mengungkapkan, bahwa kampus sangat terbuka dan menghargai perbedaan. Dan di sini wawasan nusantara merupakan kurikulum wajib. Hal ini dikarenakan sejarah yang telah membuktikan bahwa Muhammadiyah berperan besar dalam meraih kemerdekaan Indonesia serta menyatukan perbedaan antara agama dan nasionalis.

Kontribusi kami didasarkan bahwa Muhammadiyah memiliki prinsip ke-Indonesiaan melalui konsep Darul Ahdi wa Syahadah, artinya Muhammadiyah dan umat Islam sebagai kekuatan mayoritas memiliki tanggung jawab besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Acara dihadiri oleh pejabat kedua pihak, yakni Wakil Rektor I Dr. Pratiwi Amelia, M.Pd, BI., Plt. Deputi Administrasi Setjen MPR RI, Siti Fauziah, SE., MM, Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Biro Humas Setjen MPR Indro Gutomo SH., MH., serta dosen Unmuh Babel Radmida Dawam., SH., MH. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *