Implementasikan Program 1-10-100, Lamongan Bertekad Percepat Penurunan Stunting

  • Bagikan
TERBUKTI EFEKTIF: Ketua TP PKK Kabupaten Lamongan, Anis Kartika Yuhronur Efendi, menyampaikan pengarahan dalam rakor “Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Lamongan dalam Rangka Program 1-10-100”, di Pendopo Lokatantra Lamongan, Senin (28/8).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Pemkab Lamongan, Jawa Timur segera mengimplementasikan program 1-10-100 yang menjadi langkah strategis terkini untuk mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Lamongan mulai September mendatang.

Tekad tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Lamongan Anis Kartika Yuhronur Efendi, dalam rapat koordinasi (rakor) “Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Lamongan dalam Rangka Program 1-10-100”, di Pendopo Lokatantra Lamongan, Senin (28/8).

Program inovasi 1-10-100 yang digagas oleh Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Lamongan merupakan 1 paket dari orang tua asuh untuk 10 anak stunting selama 100 hari.

Guna mengetahui efektivitas program 1-10-100, TP PKK bersama stekholder telah melakukan uji coba di Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, sebagai pilot projek 1-10-100. Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, program ini menunjukan tren positif yang dibuktikan dengan Desa Banjarejo yang awalnya terdapat 26 balita stunting, setelah diberikan treatment dan di enterverensi, 15 balita dinyatakan lolos stunting, sementara 11 lainnya dalam progres.

Baca juga :   Program CSR Tuntas 20 Agustus, Kriminalisasi Dirut PT ADS Akhirnya Terungkap

Melihat fenomena tersebut, Anis meminta seluruh tim penanganan stunting dari hulu hingga hilir untuk benar-benar serius dan terus menjalin berkoordinasi dengan TP PKK sebagai penanggungjawab program.

“Tolong tim penganangan stunting benar-benar serius dan selalu berkoordinasi dengan TP PKK, stunting ini program nasional, saya mohon kerja samanya agar kita sama-sama berkorban dan berjuang agar Lamongan bebas dari stunting,” kata Anis.

Hingga hari ini, terdapat 31 orang tua asuh untuk 598 anak yang menjadi target sasaran penurunan stunting berdasarkan lokus (lokasi khusus) percepatan penurunan stunting. Menurut Anis, angka tersebut masih jauh dari target pemerintah untuk miliki 2.000 anak asuh. Sehingga, TP PKK akan menggencarkan kerja sama dengan stekholder di Lamongan untuk mencukupi target di tahun 2023.

Baca juga :   Kesandung Urugan Tanah, Mantan Kadis Pertanian Lamongan Ditahan

“Tidak semua balita mendapatkan bantuan. Ibu hamil dan calon pengantin tidak semua mendapatkan treatment. Tetapi saat mereka dinyatakan tidak mampu mencukupi gizi, kita beri bantuan. Kalau perlu edukasi akan kita berikan. Tetap ada pemilahan agar tepat sasaran,” imbuhnya.

Sementara itu, dr. Taufik Hidayat, Tenaga Ahli Kesehatan Kabupaten Lamongan memaparkan, penanganan stunting di Lamongan terbagi menjadi dua kategori, yakni pencegahan dan penanganan. Pencegahan dapat dimplemtasikan melalui pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri (ratri) atau ferrameg (fe rabu megilan), pemeriksaan fisik pada calon pengantin (catin), hingga lainnya.

Baca juga :   Mau Nyalon dari Jalur Independen? Fatma: Calon Harus Penuhi Syarat Dukungan

Sedangkan pada penanganan, salah satu program Pemkab Lamongan yakni 1-10-100. Berdasarkan data audit stunting terdapat dua pengaruh tertinggi yang mempengaruhi stunting yakni pola makan dan pola asuh.

“Pola asuh ini menyebabkan anak tidak mau makan sesuai standar. Kasus ini tidak hanya berasal dari kemiskinan. Kemiskinan memang mempengaruhi, tapi tidak begitu signifikan. Dengan terealisasinya program 1-10-100 ini, tidak hanya memberikan gizi standar, tetapi juga memberikan pola makan yang baik, terjadwal, dan bergizi, sehingga terpenuhi standarnya,” pungkas dr. Taufik. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *