Ikhtiar Tingkatkan Kualitas PTMA, Muhammadiyah Tambah Lima Universitas Baru

  • Bagikan
LAHIRKAN RATUSAN KAMPUS: Kantor PP Muhammadiyah di Jalan Menteng Raya nomor 93, Kebun Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.

INDOSatu.co – YOGYAKARTA – Muhammadiyah kembali menambah jumlah universitasnya. Tidak tanggung-tanggung, kali ini langsung menambah lima universitas hasil dari merger beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) di masing-masing daerah.

Dalam keterangan pers-nya, pada Senin (8/7), Sekretaris Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Muttaqin mengungkapkan, penggabungan dilakukan untuk meningkatkan kualitas PTMA.

“Penggabungan atau merger beberapa kampus Muhammadiyah merupakan ikhtiar untuk meningkatkan kualitas pendidikan PTMA yang nantinya diikuti dengan peningkatan kualitas belajar mengajar, riset, pemberdayaan masyarakat, dan lainnya,” katanya.

Penggabungan tersebut menjadikan jumlah PTMA kini menjadi 163 dari yang sebelumnya berjumlah 172, dengan itu maka saat ini jumlah universitasnya sebanyak 89, 41 Sekolah Tinggi, 1 Akademi, 27 Institut, dan 5 Politeknik dengan total Program Studi (Prodi) sebanyak 2.315.

Baca juga :   Teken Permendikdasmen, Mu'ti: Guru PPPK Boleh Ngajar di Sekolah Swasta

Sementara itu, kelima universitas Muhammadiyah yang baru adalah Universitas Muhammadiyah Tegal, Universitas Muhammadiyah Kuningan, Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon, Universitas Muhammadiyah Kalianda, dan Universitas Muhammadiyah Cileungsi.

Rincian penggabungan lima PTMA itu, sebagai berikut:

Universitas Muhammadiyah Tegal

Penggabungan UM Tegal merupakan merger antara dua kampus yakni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Muhammadiyah Tegal dan Politeknik Muhammadiyah Tegal berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan Nomor 407/E/0/2024.

Baca juga :   Buka SMASA Exchamp 2023, Bupati Lamongan Ajak Siswa Miliki Growth Mindset

Universitas Muhammadiyah Kuningan

UM Kuningan merupakan penggabungan dari dua kampus yakni Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan(STIK) Muhammadiyah Kuningan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan Nomor 406/E/0/2024.

Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Berdasarkan SK Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan Nomor 405/E/0/2024, Sekolah Tinggi Farmasi (STFM) Muhammadiyah Cirebon, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ahmad Dahlan Cirebon, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Muhammadiyah Cirebon dinyatakan merger dan berubah bentuk menjadi UM Ahmad Dahlan Cirebon.

Baca juga :   Puthut Ardianto, Dosen UMY Jadi Desainer Indonesia Global Halal Fashion

Universitas Muhammadiyah Kalianda

Penggabungan dua sekolah tinggi Muhammadiyah yakni Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Kalianda dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Kalianda berubah bentuk menjadi Universitas Muhammadiyah Kalianda berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan Nomor 409/E/0/2024.

Universitas Muhammadiyah Cileungsi

UM Cileungsi merupakan penggabungan perguruan tinggi Muhammadiyah dan non-Muhammadiyah yakni Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Muhammadiyah Cileungsi dan Akademi Kebidanan Bhakti Mitra Husada berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan Nomor 402/E/0/2024. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *