Hasil Survei Capai 33 Persen, Paslon Risma-Gus Hans Layak Pimpin Jatim karena Figur Bersih

  • Bagikan
BERSAING KETAT: Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) saat menyampaikan pidato politik di hadapan Ratusdan Komunitas Pejuang Perubahan se- Jawa Timur di BOBER Cafe, Jalan Jemursari 70 Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/10).

INDOSatu.co – SURABAYA – Survei pasangan cagub dan cawagub Pilgub Jawa Timur 2024, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) terus mepet elektabilitas Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Bahkan, menjelang sebulan pilgub, persentase keterpilihan Risma-Gus Hans sudah mencapai 33 persen. Dan persentase tersebut akan terus meningkat pada hari H nanti.

Pernyataan tersebut diungkapkan Cawagub Gus Hans saat menyampaikan pidato politik di hadapan ratusan Komunitas Pejuang Perubahan Jawa Timur di BOBER Cafe, Jalan Jemursari 70 Surabaya, Sabtu (26/10), dalam acara konsolidasi pemenangan Pasangan Calon Risma-Gus Hans menghadapi Pilgub Jawa Timur yang tinggal sebulan itu.

”Yang saya bersyukur kepada Allah SWT, survei Risma-Gus Hans sekarang sudah mencapai 33 persen. Dan dengan ditambah lagi dukungan para Pejuang Perubahan Jawa Timur, insyaallah pintu langit kemenangan itu akan Allah amanahkan kepada paslon Risma-Gus Hans,” kata Gus Hans disambut takbir para hadirin.

Putra KH Muhammad As’ad Umar, pemangku Ponpes Darul Ulum Peterongan, Jombang itu mengaku merasa mendapat kehormatan bisa hadir di tengah-tengah komunitas Pejuang Perubahan yang dalam Pilpres 2024 lalu merupakan basis massa pendukung Capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Karena itu, di forum konsolidasi bersama para pejuang Perubahan itu, tidak ada kalimat yang pantas diucapkan, kecuali jazakumullah khairon katsiron.

”Saya tahu karakter para pejuang Perubahan. Jika amanah pendukung Pak Anies-Gus Imin diberikan kepada paslon Risma-Gus Hans, insyaallah Jawa Timur akan menjadi provinsi lebih baik dan bersih untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berwibawa,” kata Gus Hans.

Baca juga :   Anggap SK Bupati Cacat Prosedur, Gus Huda Pastikan PUB Jadi Wadah Baru

Diawal sambutannya, Gus Hans sempat menceritakan perjodohannya dengan Risma yang begitu sangat singkat. Tidak harus Minggu, tetapi hanya hitungan hari. Sejak Risma diberi rekomendasi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri, Risma langsung menghubungi Gus Hans untuk menjadi pasangannnya dalam Pilgub. Gus Hans mengaku bingung, karena sebelumnya tidak punya pikiran menjadi cawagub Risma.

”Saya minta Bu Risma, agar saya diberi waktu untuk bisa istikharah, dan Bu Risma tidak keberatan. Tradisi orang pesantren memang harus begitu,” kata Gus Hans menirukan ucapan Risma.

Dengan berbagai pertimbangan keluarga Ponpes Darul Ulum dan para ulama Jawa Timur, Gus Hans akhirnya menerima pinangan Risma. Menerima pinangan Risma bukan tanpa sebab. Risma dianggap figur yang bersih dan bermoral selama menjadi birokrat. Alumni Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya itu juga dinilai sukses menjadi walikota Surabaya. Sehingga, Surabaya menjadi kota yang terbaik dan bisa bersaing dengan kota-kota di dunia. ”Itu semua berkat kegigigan Bu Risma,” kata Gus Hans.

Belum lagi soal ketegasan Risma menutup kemaksiatan lokalisasi Dolly yang menjadi pusat dan dunia hitam paling besar tak hanya di Jawa Timur, tetapi juga di dunia. Risma, kata Gus Hans, dalam kerjanya tidak pernah berpikir soal elektoral. Risma ingin Surabaya yang menjadi miniatur Jawa Timur yang harus menjadi percontohan bagi daerah maupun kota yang lain di Indonesia.

Baca juga :   Dimintai Komentar soal Gus Yahya dan Yenny Wahid, Cak Imin: Barang Lawas Kabeh Iku

Kata Gus Hans, saat menutup Dolly, banyak kalangan menilai Risma sukses karena tanpa disertai gejolak. Sebab, sebelum ditutup, Risma ternyata memberi pelatihan dan ketrampilan terlebih dahulu untuk menunjang ekonomi jika para penghuni Dolly kelak sudah menjadi warga seperti pada umumnya. Biasanya, pejabat kalau akan melakukan sesuatu memikirkan resikonya.

”Lha, Bu Risma tidak seperti itu. Karena semua yang dilakukan Bu Risma itu demi kebaikan warga Dolly dan Kota Surabaya,” kata Gus Hans.

Di sisi lain, Gus Hans juga menyinggung soal fakta di lapangan terkait masalah masalah pendidikan. Untuk tingkat SMA, dalam kampanyenya SMA gratis, padahal di lapangan kondisinya tidak seperti itu. Siswa ternyata masih membayar uang dengan berbeda-beda cara. Mengapa itu terjadi? Karena instruksi SMA gratis itu ada di omongan saja. Idealnya, ketika meminta SMA gratis, Pemprov Jatim harus mengalokasikan anggaran untuk mengganti kebijakan beaya yang digratiskan itu.

”Lha, kalau tidak dianggarkan, SMA se Jawa Timur itu akan menggunakan uang dari mana? Untuk menutup beaya operasional, berbagai kebutuhan selama proses belajar-mengajar dan sebagainya. Karena itu, jika paslon Risma-Gus Hans dfamanahi warga Jawa Timur menjadi gubernur dan wakil guibernur, anggaran pendidikan akan dialokasikan lebih dari 30 persen. Sekarang anggaran pendidikan 20 persen, peruntukannya kurang akuntabel juga,” kata Gus Hans.

Baca juga :   Jadi Pemicu Perpecahan Bangsa, Priyo: Hentikan Cebong-Kadrun Terulang di Pilpres 2024

Paslon dengan jargon Resik-Resik Jawa Timur, kata Gus Hans, hal itu tak lepas dari figur Risma yang memang ibarat sapu lidi, sudah bersih. Karena itu, sangat pas jika pemerintahan mendatang di Pemprov Jawa Timur harus bersih-bersih untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

”Bu Risma bersih, saya juga tidak punya hutang budi kepada siapapun. Mari kita benahi dan Resik-Resik Jawa Timur,” kata Gus Hans. Usai dari BOBER Cafe bersama para Pejuang Perubahan se-Jawa Timur, Gus Hans sudah ditunggu acara dialog antarpaslon di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. ”Siapa takut? pendukung Bu Risma di Unair juga sangat banyak,” pungkas Gus Hans.

Selain dihadiri pejuang Perubahan se-Jawa Timur, acara tersebut dihadiri Dr. Alim Basa Tualeka, Laksma (Purn) Hendri Suprianto, Dr. Dhimam Abror Djuraid, dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans). Risma sebenarnya dijadwalkan bisa hadir, karena banyaknya acara, akhirnya berbagi tugas dengan Gus Hans. Selain itu, tampak pula, Ketua Tim Pemenangan Risma-Gus Hans, KH Imam Bukhori. KH Imam Bukhori merupakan cicit ulama kharismatik Indonesia asal Madura, Syaechona Cholil. KH Imam Bukhori juga memberi sambutan panjang lebar di acara tersebut.

”Saya mau menjadi ketua tim pemenangan Risma-Gus Hans, karena calonnya Bu Risma dan Gus Hans. Bu Risma merupakan figur bersih, Gus Hans putra ulama NU yang disegani,” kata Ra Imam, sapaan akrab KH Imam Bukhori. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *