Harga Melonjak, Hidayatullah: Jor-joran Bansos Beras Jadi Penyebab Beras Langka

  • Bagikan
HARGA MELANGIT Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Hidayatullah menyoroti melonjaknya harga beras dan langkanya peredaran beras di pasaran. Jor-joran bansos beras diduga menjadi salah satu penyebab langka dan malahanya harga beras.

INDOSatu.co – JAKARTA – Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Hidayatullah mengingatkan pemerintah terkait melonjaknya harga beras dan langkanya peredaran beras.

“Rakyat mengeluh harga makanan terus melonjak naik. Ini terjadi karena tata kelola yang masih semrawut kemudian data pangan yang tidak akurat hingga insentif bagi petani berkurang, terbukti beras produksi Indonesia menjadi yang termahal di antara negara produsen beras,” papar Hidayatullah kepada wartawan, Senin (12/2).

Baca juga :   Menko PMK Buka Pertemuan PBB untuk Asia Pasifik tentang "Decade of Person with Disabilities"

Menurut Anggota DPR Komisi XI ini, berdasarkan data BPS faktor inflasi komoditas makanan adalah penyumbang inflasi terbesar.

“Peranan komoditas makanan mencapai 74,21 persen, sementara non makanan hanya sebesar 25,75 persen (Maret 2023), pemerintah harus segera mengatasi, apalagi disinyalir jor-joran bansos beras juga merupakan penyebab beras langka,” katanya.

Hidayatullah menyebut berdasarkan data BPS beberapa komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya adalah cabai merah, beras, dan daging ayam ras.

Baca juga :   Teladan! Meski Pimpin Dirjen Haji, Hilman Latief Tak Dahulukan Diri dan Keluarga Pergi ke Tanah Suci

“Karena kenaikan harga harga tersebut akan berpotensi menjadi penyumbang inflasi Februari 2024, tentu pemerintah tidak boleh tinggal diam karena yang terdampak adalah rakyat,” katanya.

Legislator PKS ini juga mengungkapkan faktor harga beras yang tinggi saat ini disebabkan dominansi pasar beras di dalam negeri dikuasai oleh sekelompok konglomerat, yang semestinya dikuasai oleh negara lewat Perum Bulog.

Baca juga :   Tokoh Sunda Gelar Aksi, Minta Walikota Bandung segera Segel IndoMaret

“Selain karena masalah keterbatasan pasokan, juga tata kelola beras selama ini masih amburadul,” ujarnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *