Hadiri Munas Alim – Ulama PPP, Khofifah Ingat Nostalgia

  • Bagikan
DEKAT DENGAN ULAMA: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri Munas Alim - Ulama PPP di Pondok Fadhlul Fadhlan, di Mijen, Kota Semarang.

INDOSatu.co – SEMARANG – Kedatangan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Munas Alim Ulama PPP di Ponpes Fadhlul Fadhlan di Mijen, Kota Semarang, dimanfaatkan Khofifah untuk bernostalgia. Terbukti dalam kegiatan tersebut, ia menceritakan awal mula kariernya di bidang politik yang dimulai dari PPP.

“Bahwa dulu pernah ada, anak perempuan ndeso dan sekarang masih ndeso, yang diantarkan oleh PPP menjadi anggota DPR RI. Saya harap ke depan lebih banyak lagi kader-kader yang diantarkan,” ungkap Khofifah, Senin (18/10).

Menurut Khofifah, PPP kini tidak hanya menjadi Rumah Besar Umat Islam, namun juga menjadi rumah ulama dan istana umat. Saat ini, kata dia, tinggal bagaimana membuat action plan agar PPP mampu menjadi corong terdepan dalam menyampaikan aspirasi umat Islam.

Baca juga :   Berkat Sapi PO, Bojonegoro Raih Penghargaan di Hari Jadi ke-78 Provinsi Jawa Timur

“PPP harus bersapa langsung dengan umat, dengan jemaah. Kiai-kiai kampung dan ulama kampung harus dilibatkan, karena mereka ini yang menyapa umat secara rutin. Apakah itu jemaahnya puluhan orang atau ratusan orang, PPP harus merangkul mereka semua,” kata gubernur wanita pertama Jatim ini.

Khofifah menilai PPP perlu memanfaatkan jaringan organik yang dimiliki, baik dari pusat sampai ranting. Selain jaringan, partai juga perlu jaringan untuk menyapa kalangan milenial.

Baca juga :   Gubernur Jatim Ajak Masyarakat Turut Semarakkan Muktamar ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah

“Kalau jaringan organiknya sudah kuat, maka PPP tidak perlu buzzer, karena gerakan kader di setiap daerah sudah kuat,” ujarnya.

Khofifah mencontohkan, jika dalam satu provinsi diambil lima kabupaten, satu kabupaten diambil lima kecamatan, kemudian masing-masing kecamatan ada lima desa, terus dihitung sampai tingkat RT/RW.

“Kemudian dari penghitungan tersebut dijadikan pilot project, baru di-breakdown secara detail. Menghitung suara itu sama dengan menghitung perorangan, harus scientific approach dan detail. Harus dilakukan koordinasi, dan ada intervensi secara organisasi,” jelasnya.

Baca juga :   Hadiri Konferensi Internasional di Unissula, Prof. Ma'ruf: Jangan Anggap Enteng Kekerasan Pada Anak

Khofifah menambahkan bahwa basis per desa, perlu dipastikan struktur yang kuat hingga tingkat ranting kuat, serta tingkat kecamatan juga kuat.

“Saya usul juga jejaring Mbah Maemun Zubair harus disowani. Basis pemilih tradisional dan basis pemilih pemula harus digarap. Ini saya malah seperti konsultan politik,” imbuhnya tersenyum.

Dalam kesempatan ini, Khofifah pun mengingatkan PPP untuk melakukan transformasi digital secara masif di lingkungan PPP serta organisasi sayap politiknya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *