INDOSatu.co – LAMONGAN – Milad Nasyiatul Aisyiyah ke-96 harus momentum untuk evaluasi dan meningkatkan peran di masa depan. Sehingga, Nasyiatul Aisyiyah akan lebih memiliki partisipasi dalam pembangunan, peradaban, maupun masa depan negara. Permintaan tersebut disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dalam Resepsi Milad Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur yang digelar di Gedung Sport Center Lamongan, Sabtu (6/7).
Dipilih menjadi venue Milad Nasyiatul Aisiyah Jawa Timur, Pak Yes sapaan akrab Bupati Lamongan mengaku senang dan bangga. Terlebih, PD Nasyiatul Aisiyah Lamongan turut bergotong-royong membangun setiap aspek kehidupan sosial masyarakat, pendidilan, kesehatan, yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi maupun indeks pembangunan manusia.
“Peran serta seluruh kader Nasyiatul Aisyiyah dalam membina, mendorong, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Lamongan ini sekali lagi. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kita terus bergotong-royong, berkolaborasi agar seluruh bagian masyarakat ini bisa menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa dan ini akan terus kita tingkatkan kolaborasi ini pada sektor-sektor yang lain,” ucap Pak Yes.
Sementara itu, mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang juga menghadiri Milad NA tersebut, mengatakan bahwa, pembangunan suatu bangsa harus berfokus pada infrastruktur fisik dan non fisik. Pemerintah kadang-kadang ditanya kenapa anggarannya tidak dipakai untuk memperbanyak mengaspal jalan, merabat beton dan lainnya.
”Saya setuju infrastruktur fisik itu penting, tapi bangsa kita tidak hanya dibangun beton dan baja saja, tetapi pengabdian kader-kader kesehatan yang mengabdi di desa-desa, pengabdian guru-guru yang mengabdi di pelosok-pelosok gunung dan pesisir pantai, mereka harus kita sejahterakan,” ujar Wagub periode 2019-2024.
Ditengah gencarnya Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, Emil mengungkapkan, sumber daya manusia perlu dibekali kemampuan pemanfaatannya. Hal ini agar manusia tidak dikontol oleh AI, namun mengontrol AI untuk mempermudah pekerjaan.
“Mari kita mulai menggagas sebuah program pemberdayaan kecerdasan buatan untuk Nasyiatul Aisyiyah. Supaya kader-kader NA melek dan paham dengan artificial intelijen. Karena apa yang diambil AI, kita bisa mengasah lagi untuk pekerjaan kita lebih ringan dan berkualitas. Kecerdasan AI tidak akan menggusur kita, justru kita yang akan mengendalikan AI untuk memajukan bangsa dan negara,” pungkas Emil. (*)