Hadapi Turbulensi Ekonomi, Pemkab Lamongan Lakukan Perubahan APBD 2022

  • Bagikan
PENGETATAN MONETER: Disaksikan Bupati Yuhronur tiga dari kanan) dan Wabup Abdul Rouf (dua dari kiri), Ketua DPRD Lamongan, Abdul Ghofur menandatangani nota pengesahan Perubahan APBD 2022 di Gedung Paripurna DPRD setempat, Kamis (8/9).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Dinamika perekonomian Indonesia sedang berada di fase turbulensi yang menimbulkan destruksi pada kebijakan fiskal. Menghadapi kondisi tersebut, Pemkab Lamongan melakukan perubahan APBD Tahun Anggaran 2022 yang telah disetujui dalam rapat paripurna  DPRD setempat hari keempat dalam rangka pengesahan APBD Tahun Anggaran 2022, di ruang rapat paripurna DPRD Lamongan, Kamis (8/9).

Kenaikan inflasi merupakan dampak dari adanya pengetatan moneter. Karena itu, Pemkab Lamongan menetapkan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Daerah setelah adanya perubahan APBD tahun anggaran 2022 pada 3 September lalu.

Baca juga :   Ranking 5 Termiskin di Jawa Timur, Ketua DPRD: Rilis BPS Harus Jadi PR Eksekutif

“Ada kenaikan inflasi sebesar 4.94 persen pada Agustus lalu. Karena itu, Pemkab Lamongan merilis kebijakan yang pasti diikuti dengan tindak lanjut penanganannya,” tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat memberikan sambutan setelah melakukan penandatanganan berita acara persetujuan bersama terkait perubahan APBD 2022.

Tindak lanjut yang dilakukan Pemkab dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin di tingkat kelurahan, bantuan langsung tunai (BLT) di tingkat desa melalui dana dusun, bantuan kepada pedagang kaki lima, supir, tukang becak, dan ojek online di Lamongan.

Baca juga :   Sidak Langsung Pemilu 2024, Bupati Lamongan: Partisipasi Pemilih Meningkat

Adapun bentuk perlindungan sosial yang diberikan berupa asuransi kepada nelayan serta perlindungan pengobatan. Pemkab Lamongan juga mengadakan program penciptaan lapangan kerja dengan menggelar pelatihan bersertifikasi dan fasilitasi alat kerja.

Lebih lanjut, Pak Yes, sapaan akrab Bupati Yuhronur, menyampaikan bahwa saat ini merupakan momentum sekaligus tantangan ekonomi multidimensial. Pemulihan ekonomi di Lamongan juga dibantu oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang selalu melakukan pemantauan rutin dan berkala untuk memastikan tidak adanya kenaikan melonjak di pasar.

Baca juga :   Peringati Pancasila Sakti, Desa Balun Cermin Kebhinekaan di Kabupaten Lamongan

“Berkat kerja sama yang terjalin antara Pemkab, DPRD, TPID, dan pihak terkait lain, pemulihan mulai nampak jika dilihat dari pendapatan asli daerah (PAD) mengalami peningkatan sebesar 80 miliar 548 juta 314 ribu 32 rupiah, sehingga menjadi 3 triliun 57 miliar 816 juta 53 ribu 532 rupiah,” terang Pak Yes di hadapan 35 dewan yang hadir. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *