INDOSatu.co – SURABAYA – Menghadapi coblosan Pilkada Serentak 2024 pada 27 November 2024, para milenial atau yang sering disebut Gen Z memiliki peran yang sangat penting. Penilaian tersebut datang dari Samsul Arifin, pengamat politik yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).
Menurut Ari, sapaan Samsul Arifin, bagi Gen-Z, Pilkada Serentak 2024 harus dijadikan ajang untuk menunjukkan peran mereka yang semakin berpengaruh, menggugah antusiasme, dan menyuarakan isu-isu politik.
“Partisipasi Gen-Z sangat memengaruhi arah kebijakan dan isu-isu yang diangkat dalam masyarakat. Hal ini tentu sangat memberi pengaruh besar pada hasil dari pesta demokrasi yang akan datang,”ujar Ari kepada wartawan di Surabaya, Senin (25/11)
Dalam penjelasannya, Ari menyebut beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman oleh Gen-Z dalam memilih pemimpin yang tepat, baik di tingkat desa, kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional.
Pertama, Ari menekanakan soal integritas. Pemimpin yang memiliki kejujuran, bebas dari praktik korupsi, dan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kepentingan rakyat adalah sosok yang patut dijadikan pilihan.
“Artinya, pemimpin yang tidak memiliki rapor buruk. Bersih dari korupsi, kolusi dan nepostime (KKN) menjadi tanda bahwa ia mampu menjalankan tugas dengan transparan dan bertanggung jawab. Komitmen pada kepentingan rakyat, itu semua bisa dengan melihat jejak digitalnya,”imbuh Ari.
Kedua, terkait kapasitas. Ari meminta Gen-Z untuk memahami kapasitas dan kompetensi yang dimiliki, karena hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajerial yang baik, yang memungkinkan mereka mengelola sumber daya secara efektif dan menjalankan program dengan terorganisir.
“Yang terpenting ialah kemampuan komunikasi, karena pemimpin harus dapat menyampaikan ide dengan jelas, membangun dialog yang konstruktif, dan merangkul berbagai kelompok masyarakat,” tukas Ari.
Terakhir, kata Ari, pahami visi/misi, meski terdengar seperti janji palsu, Visi dan misi calon pemimpin harus realistis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sebuah visi yang jelas mencerminkan arah dan tujuan yang ingin dicapai, sementara misi menggambarkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapainya.
Visi dan misi yang baik tidak hanya sekadar retorika, tetapi harus dapat diimplementasikan secara nyata. Selain itu, kata Ari, sebagai calon pemilih, Gen Z juga harus memahami betul solusi konkret yang ditawarkan terhadap permasalahan lokal yang dihadapi masyarakat.
“Termasuk pula program kerja yang dapat dijalankan, disesuaikan dengan kondisi daerah, dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan warga,” pungkas Ari. (*)