Gelar Festival Dayung Perahu Tradisional, Bupati Lamongan: Perkuat Desa Wisata

  • Bagikan
HIBURAN UNTUK WARGA: Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (tengah) disambut panitia Festival Dayung Perahu Tradisional, di Kali Bengawan Mati, Desa Tejoasri, Laren, Lamongan, Ahad (27/8).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Masih dalam rangkaian memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI, Pemkab Lamongan menggelar Festival Dayung Perahu Tradisional, di Kali Bengawan Mati, Desa Tejoasri, Laren, Lamongan, Ahad (27/8). Diikuti sebanyak 32 tim yang terdiri dari 5 peserta dayung, 2 cadangan, dan 2 official, para tim atlet akan diuji ketangkasannya sepanjang 350 meter.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (Pak Yes) mengatakan, festival tersebut diyakini mampu menjadi daya tarik tersendiri dimata wisatawan. Sehingga, kata Pak Yes, dengan terselenggaranya kejuaraan ini, mampu memperkuat Desa Wisata yang mendongkrak terwujudnya Desa Mandiri di Lamongan.

Baca juga :   Dorong Perbaikan Kinerja, Bupati Bojonegoro Lantik dan Ambil Sumpah 52 Pejabat

“Luar biasa pada hari ini dan yang saya banggakan seluruh atlet dayung dan para penonton yang saya banggakan, Alhamdulillah Kabupaten Lamongan saat ini dari 462 Desa, ada 166 Desa Mandiri, ada 238 Desa berkembang, dan sudah tidak ada lagi desa tertinggal, di Kabupaten Lamongan. Dan salah satu Desa Mandiri adalah Desa Tejoasri,” ucap Pak Yes saat membuka festival.

Pak Yes menambahkan, kemajuan dan berkembangnya desa-desa di Lamongan, tidak terlepas dari inisiatif, kreativitas, kepemimpinan, dan leadership kepala desa di masing-masing wilayah.

Baca juga :   Soal Duit Rp 100 Juta, Kesaksian DEC dan Sukur Dikuliti Ketua Bappilu

“Pemerintah daerah akan terus mendorong agar desa-desa di Kabupaten Lamongan ini menjadi desa-desa yang berjaya,” imbuh Pak Yes.

Sementara itu, Kepala Desa Tejoasri, Yusuf Bachtiar berharap, melalui event tahunan ini, diharapkan dapat menghidupkan ekonomi kreatif serta terciptanya masyarakat yang berdaya.

“Mudah-mudahan dengan event dayung ini semakin menghidupkan wisata kita, semakin menghidupkan ekonomi kreatif masyarakat, sehingga menciptakan masyarakat yang berdaya bisa kita ciptakan bersama-sama,” ujarnya.

Kata Yusuf Bachtiar, tidak ada batasan usia dalam perlombaan, namun setiap tim diwajibkan untuk melampirkan data diri yang disertai foto kopi KTP domisili asli desa dan surat rekomendasi dari kepala desa setempat. Persyaratan tersebut wajib dipenuhi guna menghindari kecurangan adanya pengambilan atlet dari luar desa.

Baca juga :   Ngopi Bareng, Menparekraf Sandiaga Uno Kagumi Etos Kerja Masyarakat Lamongan

Meski baru terselenggara kedua kalinya, festival ini dapat melahirkan bibit-bibit atlet dayung baru di Lamongan, dengan juara pertama dari Dusun Pilang, Desa Tejosari, Laren; disusul Desa Parengan, Maduran; Desa Sukorejo, Turi; Desa Meluwur, Kecamatan Glagah. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *