INDOSatu.co – JAKARTA – Indonesia dinilai belum siap menerapkan kendaraan listrik secara massal karena infrastruktur pendukung, atau support sistemnya belum lengkap untuk memfasilitasi diterapkannya kendaraan listrik secara masif. Karena itu, PKS menolak kebijakan subsidi kendaraan listrik.
“Kita dapat mengetahui respon masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik ini. Mayoritas menanggapi secara negatif. Mulai dari beban anggaran dan ketersediaan akses. Yang paling banyak mendapat respon adalah infrastruktur yang belum memadai, termasuk jaringan pengisian daya yang terbatas. Hal itu jelas menjadi hambatan utama dalam adopsi kendaraan listrik,” ungkap Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Nevi Zuairina kepada wartawan, Jumat (11/8).
Politisi PKS ini menyampaikan, seharusnya subsidi ini lebih tepat untuk kebutuhan rakyat miskin. Saat ini rakyat lebih butuh dapat membeli bahan makanan pokok dengan harga terjangkau dan ketersediaannya ada di pasaran.
Nevi menambahkan, dari berbagai informasi yang ia kumpulkan, baik tersebar di media sosial maupun media mainstream, saat ini rakyat Indonesia belum yakin dengan program kendaraan listrik karena belum rapinya infrastruktur yang terbangun untuk mendukung kendaraan listrik tersebut.
Hal ini terbukti ketika kendaraan listrik diluncurkan, yang membeli sangat minim dan yang beli rata-rata masyarakat yang tergolong berkecukupan, sehingga kendaraan listrik hanya sebagai kendaraan tambahan.
“Kebutuhan subsidi masyarakat lainnya adalah subsidi perumahan DP 0 persen. Lebih baik yang dijadikan prioritas subsidi, bukan kendaraan listrik. Saya meyakini subsidi perumahan untuk rakyat kecil lebih tepat sesuai kebutuhan mendasar masyarakat,” tutur Nevi.
Anggota DPR asal Sumatera Barat II ini tidak memungkiri, bahwa kendaraan listrik dikenalkan untuk mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan seperti motor listrik. Ini dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara di lingkungan perkotaan.
Selain itu, kendaraan listrik juga dapat mereduksi ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil. Menurut Nevi, motor listrik tidak memerlukan bahan bakar fosil, seperti bensin atau minyak diesel. Ketika masyarakat beralih ke motor listrik, akan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas.
“Sebaiknya lengkapi dahulu infrastruktur pendukung kendaraan listrik. Ketika infrastruktur pendukung sudah lengkap dan rapi, tidak perlu ada subsidi kendaraan listrik, antusias masyarakat akan lebih meningkat untuk memiliki kendaraan listrik,” pungkas Nevi Zuairina. (*)