Faizal Assegaf: Buang Egosentris, SBY Jangan Ngotot AHY Jadi Cawapres, Tidak Elok

  • Bagikan
FIGUR JUJUR: Bacapres Anies Baswedan sedang berpose di ruang utama rumahnya yang berlatar lukisan Pangeran Diponegoro.

INDOSatu.co – JAKARTA – Statemen menarik datang dari Kritikus dan Pemerhati Politik Kebangsaan, Faizal Assegaf. Apa kata dia? Faizal menyarankan agar pengusung Anies Baswedan menyingkirkan ambisi dan ego pribadi, serta wajib mengutamakan aspirasi rakyat.

Jika niat tersebut tulus dan konsisten dijalankan, Faizal meyakini simpati publik bakal mengalir pada Partai NasDem, PKS, dan Demokrat. Saat ini, soal siapa yang layak jadi cawapres Anies, memang masih dinamis.

Faizal menilai, PKS dan NasDem patut diapresiasi karena tetap solid dan istiqamah mengusung usung Anies Baswedan bakal Capres. ‘’Partai Demokrat sebenarnya juga demikian. Hanya saja, pengurus Demokrat kadang terlihat kaku menyikapi kontestasi,’’ kata Faizal Assegaf di akun jejaring sosial X (sebelumnya Twitter) yang mengizinkan dikutip INDOSatu.co, Ahad (13/8).

Baca juga :   Sikapi Ketidakpastian Laporan Erick, Faizal Segera Melapor ke Dewan Pers

Saat ini, ungkap Faizal, publik terus mengamati manuver SBY dan kalangan elite Demokrat. Terkesan dari hari ke hari, AHY terlihat ngotot menjadi cawapres. Keinginan tersebut tidak salah, namun harus bijak dan legawa.

‘’Kapasitas AHY sebagai pendamping Anies harus dipertimbangkan secara matang. Posisinya selaku Ketum partai Demokrat memang sangat strategis, tetapi bukan berarti mengunci figur potensi lainnya,’’ kata aktivis 98-an.

Apalagi SBY dan elite Demokrat berkali-kali telah menegaskan, bahwa urusan cawapres adalah sepenuhnya keputusan Anies. Sikap itu tentu tulus, tanpa menyodorkan AHY sebagai bargaining.

‘’Jangan sampai ketika Anies memutuskan figur lain sebagai cawapres, lantas SBY, AHY dan Demokrat mengkhianati kesepakatan. Tentu dampaknya sangat buruk dan fatal bagi Demokrat,’’ kata Faizal.

Baca juga :   Bongkar Rezim Dusta, Pura-pura Bela Palestina, Ternyata Bekerja Sama dengan Israel

Jika itu yang terjadi, beber Faizal, rakyat yang semakin agresif menggalang gerakan perubahan bakal kecewa dan sangat marah. Bisa menjadi big fire. Sebab, rakyat gusar bila demi kepentingan pribadi, Demokrat terjebak egois.

‘’Sikap jujur dan konsistensi Pak SBY, AHY dan Demokrat sedang diuji. Bila rakyat tulus memperjuangkan perubahan, maka PKS, NasDem dan Demokrat harus bersikap serupa. Jika yang dicari adalah kemenangan, saya yakin Pak SBY tidak ngotot AHY menjadi cawapres. Jika ngotot-ngototan, jadinya tidak elok,’’ kata Faizal.

Saat ini, kata Faizal, posisi Jokowi sebagai pemegang kendali pemerintah semakin meredup. Perilaku kekuasaan saat ini dinilai Faizal merupakan yang paling tergelap dalam sejarah bernegara di rupublik ini.

Baca juga :   Bertemu Masyarakat Citorek Lebak, Yandri Susanto Minta Warga Jaga Kekompakan

‘’Secanggih apapun rekayasa politik, tetap saja gagal merubah kebohongan menjadi kejujuran. Ibarat air dan minyak, kedua unsur itu tidak bisa disatukan,’’ kata Faizal.

Dihadapan rakyat, Jokowi telah bersumpah, faktanya kebijakannya terus berkhianat pada rakyat. Tak sekali, namun berkali-kali. Bikin rakyat muak.

Di sisi yang berbeda, rakyat dan Anies Baswedan kian progresif menggulir prinsip politik kejujuran. Menolak praktik kebohongan dalam bernegara. Perlawanan tersebut mereduksi citra kekuasan Jokowi.

Bahkan, siapapun figur Capres yang diusung Jokowi akan tersapu. Sebab, calon pemimpin yang dihasilkan oleh pemufakatan jahat, menjadi musuh bersama seluruh rakyat. ‘’Politik jujur adalah keharusan, Anies telah membuktikannya,’’ pungkas Faizal. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *