INDOSatu.co – JAKARTA – Tokoh perubahan Anies Baswedan menemani calon Gubernur Pramono Anung menyapa warga Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat, 22 November 2024.
Dalam kunjungannya, Anies mengajak warga Kapuk untuk memilih pasangan nomor urut 3, calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Pranomo Anung-Rano Karno, pada Pilkada Jakarta mendatang.
Anies ingin Jakarta tetap adil bagi seluruh warga. Dia tidak mau di Jakarta yang kaya makin kaya, sedangkan yang miskin makin miskin. Anies ingin adanya kesetaraan bagi seluruh masyarakat Jakarta.
“Kita kepengen Jakarta terus adil, betul tidak? Kita nggak kepengen yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Kita kepengen yang kaya boleh makin kaya, yang miskin jadi kaya. Iya, karena kita harus pilih siapa? Pilih siapa? Nomornya berapa? Angkat tangannya, nomor berapa? Nomor 3,” ucap Anies saat menyapa warga Kapuk.
Mantan Gubernur Jakarta itu menyampaikan alasan mengapa mendukung Pramono-Rano Karno. Kata Anies, dia telah puluhan tahun kenal Pramono Anung. Jadi, tambahnya, mendukung pasangan Pramono-Rano bukan karena coba-coba.
“Jadi saya ini kenal Mas Pram sudah 30 tahun lebih. Jadi bukan coba-coba ini,” tegas Anies.
Anies menilai Pramono sebagai orang yang matang dan memiliki pengalaman yang luas. Selain itu, kata Anies, Pramono orang yang tegas, tapi tenang dan selalu berpihak kepada yang lemah.
“Jadi, Mas Pram ini saya sudah kenal 30 tahun yang lalu dan sejak 30 tahun yang lalu saya kenal sebagai seseorang yang matang, stabil, pengalamannya luas. Kita ingin Jakarta gubernurnya, gubernur yang tegas, tapi tenang, tegas tapi matang dan yang nggak kalah penting gubernur yang berpihak sama yang lemah, berpihak sama yang kecil, betul tidak?” kata Anies.
Anies melihat Pramono-Rano sebagai pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur yang ingin memuliakan masyarakat miskin kota lewat program-program merakyat dan berjanji akan melanjutkan program yang baik dari gubernur sebelumnya.
“Mas Pram ini memiliki komitmen memajukan kampung-kampung di Jakarta. Jadi, insya Allah kampung-kampung Bapak-Ibu sekalian nantinya menjadi kampung yang maju ya, kesempatan ekonominya tambah,” kata Anies.
“Tapi untuk itu besok harus nyoblos. Harus apa? Nyoblosnya siapa? Pram-Doel. Nomornya berapa? Angkat lagi tangannya, yang keras nomornya berapa, angkat lagi tangannya, nomor berapa?” sambungnya.
Anies menyampaikan Jakarta perlu sosok pemimpin yang tegas, bukan pemimpin yang suka membuat kontroversi. “Saya pernah ngalami, menyaksikan di Jakarta. Jakarta ini perlu gubernur yang tegas, tapi gubernur yang tidak suka membuat kontroversi supaya tenang. Jakarta ini perlu tenang, betul tidak?” kata Anies.
“Kita bisa lihat nih Mas Pram jadi calon gubernur selama ini, selama perjalanan ini yang disampaikan yang matang, yang disampaikan dengan tenang. Kira-kira itu gambaran besok kalau jadi gubernur. Kira-kira begitu yang disampaikan hal-hal yang sudah matang. Inilah gambaran besok ke depan,” imbuhnya.
Anies mengaku sering mendapat aduan warga mengenai pemberhentian KJP Plus dan KJMU beberapa bulan terakhir. Dia berharap pasangan Pramono-Rano Karno dapat mengembalikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) kepada anak-anak Jakarta yang membutuhkan.
“Kami sering sekali menemukan keluhan KJP Plus dan KJMU diberhentikan. Nanti ini Mas Pramono, salah satu PR Mas Pramono bahwa selama beberapa waktu ini banyak yang berhenti. Insya Allah nanti itu diteruskan dan dipastikan berjalan dengan baik. Jadi, KJP dan KJMU-nya terusin, nggak boleh berhenti,” kata Anies.
Dalam blusukannya, Anies dan Pramono disambut antusias oleh warga sekitar. Langkah mereka sempat terhenti karena warga banyak yang ingin bersalaman dan berswafoto dengan mereka.
Anies mengenakan kemeja warna putih dibalut rompi plus Jakarta hitam dengan tulisan “Jakarta Milik Semua“. Sedangkan Pramono mengenakan rompi plus Jakarta berwarna biru dongker.
Terlihat puluhan warga setempat mengikuti blusukan itu. Anies dan Pramono sempat berbincang berdua di atas jembatan permukiman.
Lebih dua menit mereka berbincang serius di atas jembatan sambil sesekali memandang ke arah kali yang airnya keruh. Selama perjalanan ke panggung utama, mereka masih berbincang dan tertawa. (*)