INDOSatu.co – LAMONGAN – Berkomitmen menjadi daerah surplus pangan, Kabupaten Lamongan terus mendukung kegiatan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat. Setelah meluncurkan role model agrowisata di Desa Latukan, mendukung petani Pisang Cavendish di Paciran, kini Lamongan kembali memberi support kepada petani melon yang menggunakan metode tanam hidroponik di greenhouse, di Greenhouse Desa Lawak, Kecamatan Ngimbang, Rabu (23/11).
Hasil panen melon mampu menembus pasar internasional, yakni Negara Sakura Jepang. Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi yang berkesempatan melakukan peninjauan di 36 greenhouse milik Toni, Rabu sore memberi dukungan penuh atas inovasi masyarakat Lamongan dalam bertanam buah premium yang memiliki prospek tinggi di pasaran.
“Pemerintah Kabupaten Lamongan akan selalu mendukung kegiatan pertanian. Sebab, dukungan itu akan membawa dampak positif bagi sumber daya manusia (SDM) dan tentu perekonomiannya juga. Terlebih, kali ini inovasinya luar biasa. Menanam melon secara hidroponik di greenhouse,” tutur orang nomor 1 di Kota Soto itu.
Toni mengungkapkan, bahwa usahanya sudah mempunyai ikatan kontrak dengan sebuah perusahaan asing. Kerja sama tersebut berskala industrial di kancah internasional. “Pemasarannya sudah dilakukan kontrak, kita punya peluang besar di Jepang, apalagi saat musim dingin,” kata Toni.
Secara rinci, Toni juga menjelaskan proses penanaman melon jenis Inthanon itu hanya membutuhkan waktu 70 hari hingga masa panen. “Untuk menuju panen kita membutuhkan waktu 70 hari saja. Kalau sistem tanam industri itu harus berkesinambungan, yakni seminggu sekali harus ada yang dipanen. Jadi sudah ada jadwal setiap greenhouse-nya,” jelas Toni.
Menghasilkan 1.400 biji melon/greenhouse, perawatan melon dipastikan harus memenuhi permintaan mitra kerja, dengan patokan berat buah tidak boleh lebih dari 1,2 kilogram. (*)