INDOSatu.co – LAMONGAN – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti menilai bahwa, program pemberian bantuan konverter kit (Konkit) Bahan Bakar Minyak ke BBG (Bahan bakar gas) ke petani dan nelayan sangat penting dalam mendukung diversifikasi energi. Karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi program tersebut.
Apresiasi itu disampaikan Roro dalam acara Sosialisasi Teknis dan Pendistribusi Paket Konverter Kit (Konkit) Bahan bakar minyak (BBM) ke liquefied petroleum gas (LPG) untuk nelayan di Desa Pomahanjanggan, Kecamatan Turi Lamongan, Jawa Timur, belum lama ini. Sementara, pendistribusian BBM ke BBG untuk petani di Lamongan dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Pemkab setempat.
“Program konkit BBM ke BBG merupakan salah satu program yang mendukung diversifikasi energi. Selain sudah dikenal oleh masyarakat, pemilihan BBG sebagai energi alternatif juga dinilai lebih bersih dibanding penggunaan menggunakan BBM,” ujar Roro dalam keterangannya.
Politisi muda dari Fraksi Partai Golkar ini menjelaskan bahwa paket bantuan tersebut sangat bermanfaat dan membantu para nelayan dan juga para petani di Lamongan ketika mereka sedang bekerja, sehingga pengeluaran dapat lebih berkurang ketika menggunakan BBG dibandingkan BBM yang lebih banyak mengeluarkan biaya.
Menurut nelayan, 1 tabung atau 3 kg elpiji setara dengan 7 liter BBM. Jelas sangat menghemat pengeluaran, dikarena gas 3 kg bisa didapatkan dengan mengeluarkan Rp 20,000. Sedangkan jika menggunakan BBM yakni, pertalite sebanyak 7 liter nelayan harus mengeluarkan uang sebesar Rp 70,000. Dengan begitu Konkit dari BBM ke BBG dapat mengurangi biaya operasional sampai dengan 50% dibandingkan dengan penggunaan BBM.
Tidak hanya itu, kata Roro, penyaluran program konversi BBM ke BBG tersebut juga sudah menggunakan produk dari dalam negeri. Ia juga juga mengatakan akan selalu mendorong implementasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang ada di seluruh Indonesia. Hal itu menunjukan rasa cinta dan bangga kita terhadap produk dalam negeri. Selain tentu mendatangkan keuntungan dari sisi ekonomi.
“Alhamdulillah mesin konverter kit tahun ini hasil produk dalam negeri merek Shark. Kita harus bangga karena menggunakan produk dalam negeri, dalam rangka mendukung TKDN lebih dari 40 persen. Bagaimana kita bangga terhadap produk Indonesia, dengan cara mensupport produk negeri kita sendiri agar multiplier effect dari segi ekonomi bisa lebih dirasakan secara keseluruhan oleh seluruh masyarakat di Indonesia,” ungkap Roro.
Sebagai informasi, Menteri Energi dan Sumber daya mineral, Arifin Tasrif sempat menyampaikan bahwa pada tahun ini, konkit yang akan dibagikan kepada nelayan sebanyak 20.000 unit dengan anggaran sebesar Rp 208,2 miliar. Jika dibandingkan dengan tahun 2022, konkit untuk petani mengalami peningkatan sebanyak 10.000 paket, dimana tahun ini yang dibagikan untuk petani hanya 20.000 paket. Jumlah konverter kit yang didistribusikan pada tahun 2023 sejumlah 439 unit di Kabupaten Lamongan.
Dalam sosialisasi konkit untuk nelayan di Kabupaten Lamongan tersebut hadir juga Hendrio Setia Budi selaku Kepala Bidang Perikanan Kabupaten Lamongan dan Kepala Desa Pomahanjanggan, yaitu Hasan Bisri. Kemudian, dalam pendistribusian konkit untuk petani dihadiri oleh Turino Junaidi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Hery Tjahjono dari Ditjen Migas. (*)