Dijinakkan Persebaya 3-2, Suporter Arema Ngamuk. Ratusan Jiwa Korban Meninggal

  • Bagikan
KORBAN SIA-SIA: Penampakan kerusuhan antar suporter Arema di Stadion Kanjuruhan setelah tim kesayangannya dikalahkan Persebaya dengan skor 3-2, Sabtu (1/10).

INDOSatu.co – MALANG – Tidak terima atas kekalahan Arema FC, ribuan pendukung tuan rumah merangsek masuk ke dalam lapangan dan memicu kericuhan di lapangan, sehingga memicu kerusuhan. Akibatnya, ratusan nyawa korban berjatuhan.

Kerusuhan terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya. Sejumlah orang diduga menjadi korban meninggal dunia dan luka-luka akibat kericuhan tersebut. Hingga saat ini, penanganan dan pendataan atas korban masih dilakukan.

Sebelumnya, Arema FC dikalahkan 2-3 dari tamunya Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga I, Sabtu (1/10) di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

Sebenarnya, laga kesebelasan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam BRI Liga 1 berjalan seru sejak awal berjalannya laga. Kedua kubu saling serang. Sayangnya, tuan rumah kebobolan terlebih dahulu, 8 menit setelah wasit meniup peluit dimulainya pertandingan.

Pemain Persebaya Silvio Rodrigues Pereira Junior mampu lolos dari jebakan offside dan dengan cepat melesakkan si kulit bundar ke gawang Arema FC. Keunggulan 1-0 Persebaya FC atas Arema.

Baca juga :   Galakkan Olahraga Bola Basket, Perbasi Kenalkan dengan Dribble Basketball

Ketinggalan satu gol justru membuat barisan pertahanan tuan rumah keropos. Menit ke-32, Arema FC kembali kecolongan. Leo Lelis, pemain Persebaya memanfaatkan sebuah tendangan hukuman di depan gawang dan kembali menambah kemenangan. Tertinggal 0-2 untuk keunggulan sementara tim Bajul Ijo.

Arema FC baru bisa membalas ketertinggalan lewat gol yang dicetak oleh Abel Camara menit 42 dan tendangan penalti Abel Camara menit 47. Meski demikian, pertandingan itu terus berlangsung seru. Jual beli serangan terjadi antara kedua tim.

Di babak kedua, Bajul Ijo kembali mencetak gol dan itu menjadi gol kemenangan Bajul Ijo setelah 23 tahun tak pernah menang di kandang Singo Edan. Gol kemenangan 2-3 Persebaya dicetak Menit 51 oleh Sho Yamamoto.

Sejatinya Arema FC sudah berupaya menyamakan kedudukan dengan melakukan pergantian pemain. Sayangnya taktik yang diracik Javier Roca tak mampu mengalahkan taktik yang diracik Aji Santoso pelatih Persebaya.

Baca juga :   Lewat Gol Perpanjangan Waktu, Indonesia Harus Puas di Urutan Empat Piala Asia

Begitu peluit panjang dibunyikan tanda akhir pertandingan, suporter langsung menyerbu ke tengah lapangan. Mereka tak terima tim kesayangannya dipermalukan di kandang sendiri. Suporter didiga membuat kericuhan di dalam stadion, sehingga membuat suasana tidak kondusif.

Akibat kerusuhan tersebut, dua suporter Arema FC dikabarkan meninggal dunia di tempat. Namun, belum diketahui identitas dari kedua korban tersebut. Mereka sudah tak bernyawa ketika akan ditolong oleh rekan-rekan media yang bertugas.

Para suporter saling pukul satu sama lain dengan berbagai benda yang mereka bawa dari luar lapangan. Para petugas keamanan dari TNI-Polri pun kerepotan untuk mengatasi kericuhan tersebut. Bahkan, kenderaan petugas tampak dihancurkan oleh suporter.

Para pemain dan tIm ofisial Persebaya pun langsung di evakuasi oleh petugas keamanan dari lokasi. Mereka dibawa menggunakan kendaraan barracuda untuk menghindari penyerangan dari suporter tuan rumah.  Arema kalah di Kandang Singa untuk kali pertama setelah 23 tahun lamanya.

Baca juga :   Berkekuatan 491 Atlet, Bupati Lamongan Berangkatkan Kontingen Berlaga di Porprov VIII

Kekalahan ini memang menjadi salah satu menyulut emosi suporter Arema yang hadir di Stadion Kanjuruhan. Mereka langsung berlari ke ruang ganti para pemain Persebaya Surabaya. Tak hanya itu. Mereka juga mengejar para pemain Arema FC.

Mereka melempar benda-benda yang ada di sekitar lapangan. Petugas keamanan berusaha melakukan pengamanan. Gas air mata turut disemprotkan untuk meredam kericuhan yang dilakukan Aremania.

Kabar terakhir, berdasarkan keterangan pers dari Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta yang digelar Ahad (2/10) dini hari bahwa, korban yang meninggal mencapai 127 orang. Sedangkan yang dirawat juga mencapai 130 orang lebih yang tersebar di berbagai rumah sakit di Malang. ”Kita masih melakukan penyelidikan kasus tersebut di lapangan,” kata Irjen Nico. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *