Di UM Yogyakarta, Menag Yaqut Janji Kesehatan Jamaah Haji Jadi Perhatian Utama

  • Bagikan
TERUS BERBENAH: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pengantar dalam Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 yang bertempat di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

INDOSatu.co – YOGYAKARTA – Kuota haji yang terbatas setiap tahunnya menjadi salah satu penyebab antrean haji semakin panjang dan masa tunggu semakin lama. Banyak warga Indonesia yang baru bisa berangkat haji di usia tua akibat hal tersebut, sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pada tahun 2023, ada sekitar 30 persen jemaah haji asal Indonesia yang telah berusia lanjut, dan sekitar 75 persen yang memiliki riwayat penyakit, dari total keseluruhan, kurang lebih dua ratus ribu jemaah haji memiliki masalah kesehatan.

Menyikapi fenomena tersebut, Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pentingnya Kementerian Agama dalam mempersiapkan pelayanan ibadah haji yang optimal, termasuk dalam penjaminan kesehatan. Pernyataan itu disampaikan Yaqut dalam agenda Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 pada Senin (23-25/10) bertempat di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Menurutnya, penjaminan kesehatan para jemaah haji menjadi tantangan berat yang harus segera diselesaikan.

Baca juga :   Jadi Uswah Generasi Muslim, Keliling Pesantren NU, Buya Anwar Abbas Bikin Kaget Pengurus MUI

“Ini tantangan yang wajib kita cari jalan keluarnya bersama-sama. Karena sebenarnya, pelaksanaan pelayanan ibadah haji bukan hanya kewajiban dari Kementerian Agama, namun juga instansi pemerintah lainnya seperti Kementerian Kesehatan,” ujar Yaqut. Ketua Umum GP Ansor itu juga mengatakan bahwa tidak ingin agar kejadian pada musim haji tahun lalu, dimana terdapat banyak jemaah yang sakit sepanjang proses haji, terulang kembali.

“Kunci utamanya adalah istitha’ah kesehatan, maka sangat penting bahwa selama forum Mudzakarah ini berlangsung ada pembahasan terkait kriteria istitha’ah kesehatan dengan baik. Penetapan kriteria akan dilakukan setelah terjadi pembahasan, untuk kemudian dilakukan pengambilan keputusannya,” imbuh Yaqut.

Baca juga :   Bangkitkan Ekonomi Umat, Erick: Tumbuhkan Muslim Leaderpreneur
PRIORITAS KESEHATAN: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kanan) dan Rektor UMY Prof. DR. Gunawan Budiyanto (baju batik) di Sportorium UM Yogyakarta.

Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 yang menjadi forum untuk melakukan pertemuan yang membahas terkait berbagai persoalan dalam melakukan pelayanan haji ini mengambil tema ‘Penguatan Istitha’ah Kesehatan Jemaah Haji’. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D. menyebutkan bahwa permasalahan haji setiap tahunnya terus berkembang, termasuk terkait istitha’ah kesehatan di kalangan para jemaah.

“Karena itu, penting bagi kami untuk merumuskan berbagai kebijakan terbaru terkait dengan istitha’ah kesehatan melalui Mudzakarah yang dapat menghubungkan berbagai pakar, termasuk di bidang kesehatan dengan para ulama. Ini juga harus menjadi catatan penting mengingat angka kematian jemaah haji Indonesia di tahun 2023 menjadi yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir penyelenggaraan haji,” ungkap Hilman.

Baca juga :   Resmikan Masjid As Syifa, Haedar Ngaku Bangga pada Amal Usaha Muhammadiyah Lamongan

Hilman yang juga pernah menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK di UMY menegaskan soal pentingnya mengkaji kembali dan membahas bersama berbagai data selama pelaksanaan haji agar dapat merekomendasikan penerapan kriteria istitha’ah kesehatan sebelum pelunasan biaya ibadah haji dilakukan oleh jemaah.

“Harapannya, para jemaah dapat melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan pelunasan biaya. Pemeriksaan ini termasuk kesehatan mental dan kemampuan kognitif, serta kemampuan melakukan activity daily living secara mandiri,” pungkas Hilman yang juga salah satu ketua PP Muhammadiyah ini. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *