INDOSatu.co – BANDUNG – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan B. Najamudin mendorong negara-negara anggota organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk meningkatkan kerja sama di sektor pertanian dan keuangan.
Hal ini disampaikan Sultan saat menghadiri acara pembukaan pertemuan Forum Majelis Tinggi yang dihadiri negara-negara dalam anggota OKI di gedung Merdeka Bandung, Jawa Barat pada Selasa (25/10).
“Kita ketahui, Krisis pangan dan kesehatan akan menjadi isu yang paling sering kita bicarakan di masa yang akan datang. Setelah pandemi Covid-19, dunia kemudian menghadapi krisis iklim dan geopolitik yang berdampak nyata bagi kehidupan manusia secara luas,” ungkap Sultan melalui keterangan resmi, Selasa (25/10).
Menurut mantan Wagub Bengkulu ini, Parlemen Negara anggota OKI harus memiliki perhatian yang sama pada sektor pangan, farmasi serta keuangan. Hal ini penting mengingat kita sebagai umat Islam memiliki standar syariat, yakni kehalalan pada setiap bahan pangan dan produk farmasi. Juga tentu dalam sistem keuangan.
Sultan mendorong agar pemerintah negara-negara anggota OKI mulai membangun skema pembiayaan bersama pada sektor tersebut. Untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dan farmasi yang halal, negara anggota OKI harus menjadi pemain utama pasar pangan dan farmasi dunia.
Sehingga, kata Sultan, negara anggota OKI mampu mengontrol dan memastikan, bahwa semua produk pangan dan farmasi diyakini telah aman dan halal untuk dikonsumsi oleh umat Islam dunia. Parlemen OKI memiliki tanggung jawab moral untuk merumuskan kebijakan di masing-masing negara.
Anggota OKI, ungkap Sultan, di dalamnya ada negara Maroko yang menjadi pemilik 70 persen cadangan Phospat sebagai bahan baku utama pupuk dunia. Dan Indonesia sebagai pemilik biodiversitas memiliki lebih dari ratusan ribu jenis tanaman pangan dan biofarmaka.
”Mari kita bekerja sama untuk memutus mata rantai kemiskinan dan kelaparan di negara-negara berkembang, di Asia dan Afrika,” pungkas Sultan. (adi/red)