INDOSatu.co – SURABAYA – Debat perdana Pilkada Lamongan 2024 yang digelar KPU Lamongan melalui siaran langsung JTv di Surabaya, Kamis (24/10) malam, menyita perhatian publik Jawa Timur, khususnya warga Lamongan. Debat tersebut menarik perhatian karena paslon nomor urut 01, Abdul Ghofur-Firosya Shalati terlihat lebih agresif. Meski demikian, paslon nomor 02 Yuhronur Efendi-Dirham Akbar Aksara (Yes-Dirham) ternyata lebih sigap dan tangkas.
Debat yang mengangkat tema tentang strategi memajukan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamongan. dengan subtema yang meliputi pendidikan, kebudayaan, infrastruktur, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan itu seolah hanya menjadi panggung paslon dengan nomor 02.
Pasangan calon Ghofur-Firosya terlihat agresif karena melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang justru jauh dari fakta di lapangan. Misalnya soal masalah stunting. Paslon nomor urut 01 itu seperti tak paham daerahnya sendiri, Lamongan. Untuk urusan stunting, prestasi Lamongan terbilang sangat moncer.
Hal itu dibuktikan dengan berbagai program yang telah dilahirkan di era Bupati Yuhronur, yang sekarang juga tampil menjadi cabup. Prestasi gemilang Lamongan itu berupa penghargaan, baik dari pemerintah pusat maupun lembaga bidang kesehatan. Lamongan diganjar sebagai kabupaten terbaik untuk penurunan stunting yang sangat drastis. Bahkan, turunnya angka stunting di Lamongan tidak bisa dibandingi dengan kabupaten dan kota yang lain.
”Penurunan stunting di Kabupaten Lamongan sangat krusial. dari 27 persen pada 2022, akhirnya turun menjadi hanya 9 persen,” kata cawabup 02, Dirham Akbar Aksara yang disambut tepuk tangan hadirin.
Masalah pendidikan juga menjadi bahasan hangat dalam debat tersebut. Jika paslon 01 masih akan dan baru merencanakan, cabup Yuhronur melalui kepemimpinan periode yang pertama justru sudah berbuat dan menggelorakan program beasiswa. Tak tanggung-tanggung, beasiswa tersebut meliputi siswa mulai SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, strata satu (S1) dan bahkan S2 dengan kualifikasi khusus. Misalnya harus menghafal Alquran.
”Pak Yuhronur bukan akan dan merencakan, tetapi sudah berbuat melalui program beasiswa Perintis. Meski demikian, program tersebut memang hanya untuk warga yang kurang mampu secara ekonomi. Dan ini terbuka bagi warga Lamongan,” kata Dirham.
Yang tidak kalah pentingnya dalam debat tersebut, adalah terkait penanganan sampah. Paslon nomor urut 1 Abdul Ghofur-Firosya Shalati mendapat kesempatan pertama untuk menjawab. Ghofur mengatakan, bahwa pihaknya menyiapkan program Lamongan harmoni, dengan satu TPS (tempat pembuangan sampah) tingkat kecamatan yang terisi dengan bak sampah tingkat desa, membentuk dan memperbanyak jumlah bak sampah induk di tingkat kecamatan sampai desa, agar sampah-sampah yang ada di Kabupaten Lamongan tidak berserakan di manapun.
“Karena banyak sekali sampah-sampah tidak di tata dengan baik, akibatnya di manapun sampah itu banyak berserakan di jalan-jalan. Pasangan Bagus akan membuat tempat-tempat sampah mulai kecamatan sampai desa,” ucap Ghofur.
Menanggapi pernyataan tersebut, Cabup nomor urut 02, Yuhronur Efendi pun menjawab dengan sangat elegan. Dia mengatakan bahwa penanganan persoalan sampah harusnya bagaimana mengurangi sampah. Karena, tidak mungkin di suatu wiilayah akan bebas dari sampai. Yuhronur bahkan, mempertanyakan dengan program pasangan 01 seperti apa dalam menangani sampah, sehingga pada posisi zero sampah.
“Di periode saya yang pertama, kita sudah berikan TPS atau TPA yang terintegrasi, sekaligus pengolahan sampah sekaligus juga melakukan TPS dengan teknologi modern, sehingga sampah yang dihasilkan oleh sampah rumah tangga ini bisa menjadi zero waste. Kami sudah melakukan, dan sudah terbukti, bukan akan atau merencanakan,” kata Yuhronur.
Meski demikian, untuk penanangan sampah yang lebih masif, ke depan Yes-Dirham memiliki konsep penyelesaian sampah dengan pengolahan modern, yang rencananya akan ditempatkan di TPA Dadapan, Kecamatan Solokuro.
“Rencananya juga kita integrasikan antara TPA dan TPS terpadu, sehingga terjadi pengolahan yang sudah dimulai pemilahannya dari tingkat RT dan hasilnya adalah residu sampah,” tuturnya.
Jawaban pria yang akrab disapa Pak Yes itu kemudian ditanggapi kritikan oleh Ghofur, yang menyebut bahwa aaat ini masih banyak sampah yang dibuang sembarangan dan banyak berserakan di pinggir jalan.
“Saya sering turun ke desa blusukan di desa, ternyata banyak sampah-sampah yang belum ada tempatnya banyak sampah-sampah yang berserakan di jalan-jalan. Pak Nur (Yuhronur) selama ini kurang menginstruksikan anak buahnya ke Dinas Lingkungan Hidup,” kata Ghofur.
Menanggapi hal itu, Yuhronur menyampaikan bahwa keberadaan sampah liar ditangani dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
Sebenarnya debat perdana tersebut, sangat seru. Kedua paslon saling melontarkan pertanyaan tajam. Ibarat skoring dalam pertandingan sepakbola, permainan dikuasai paslon nomor urut 02, pasangan Yes-Dirham. Pasangan Ghofur-Firosya terlihat terus menyerang, tetapi serangannya justru dipatahkan oleh paslon Yes-Dirham yang sudah menguasai medan dan lapangan. (*)