INDOSatu.co – LAMONGAN – Kebijakan pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) benar-benar berdampak serius terhadap keberlangsungan para pedagang kaki lima (PKL) di Pujasera Andansari, Kabupaten Lamongan.
Karena PPKM yang terus diperpanjang itu, justru semakin membuat PKL tidak berdaya. Setiap harinya, para PKL mengaku omzetnya mengalami penurunan drastis. Tidak main-main, penurunan omzet penjualan itu mencapai 70 persen. “Semuanya terganggu karena PPKM itu,” kata Sella, Selasa (24/8).
Sella, yang juga ketua Paguyuban PKL Pujasera Andansari mengatakan, pengunjung semakin sepi saat pemberlakuan PPKM terus diperpanjang. Bahkan, kata Sella, sudah banyak para PKL yang memilih tidak berjualan lagi karena omzetnya turun, bahkan ada PKL yang mengaku sudah tidak punya modal untuk memulai berjualan.
“Modal kita sudah habis, karena kita jualnya makanan yang tidak bisa bertahan lama. Kalau tidak segera terjual, kan pasti basi atau expired, akhirnya terbuang. Boro-boro untung, kerugian yang benar-benar kami rasakan,” terang Sella.
Bagi PKL Pujasera Andansari, pemberlakuan PPKM masih bisa dimaklumi, karena itu untuk kebaikan masyarakat juga.
“Terkiat PPKM memang ada segi positif dan negatifnya. Positifnya warga bisa menjaga kesehatan supaya tidak tertular bagi yang sudah positif terpapar Covid-19. Sementara sisi negatifnya, omzet kita menjadi turun drastis. Karena itu, mau tidak mau ya harus sabar, telaten, dan istiqamah,” timpal Narti, salah satu PKL.
Berdasarkan pantauan INDOSatu.co di Pujasera Andansari, banyak lapak yang sudah tidak beroperasi. Sella dan beberapa PKL berharap, pemerintah mengevaluasi PPKM ini dengan mengedepankan keberpihakan pada keberlangsungan ekonomi masyarakat kecil.
“Harapannya kami ingin diperhatikan. Misalnya di depan Pujasera diberi sarana tempat bermain untuk anak-anak atau apa lah, buat mancing para pengunjung datang ke Pujasera,” harap Sella. (*)