INDOSatu.co – LAMONGAN – Memiliki wilayah geografis yang luas, membuat Kabupaten Lamongan perlu ekstra untuk mengkondisikan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) atau menciptakan iklim kondusif di masyarakat.
Menyiasati hal tersebut, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk Khatib dan Da’i untuk menciptakan kondusivitas wilayah. Hal tersebut disampaikan Bupati Yuhronur pada “Silaturahmi Dai dan Khatib Ralam Rangka Penguatan Islam Wasathiyah untuk Mewujudkan Indonesia Dmai” yang digelar di gedung Gajah Mada Lt 7, Pemda Lamongan, Senin (22/8).
Terlebih, Lamongan merupakan kabupaten dengan desa terbanyak di Jawa Timur serta menjadi urutan ketiga secara nasional. Tak hanya itu. Lamongan juga mempunyai karakteristik geografis yang unik, dengan tiga wilayah, yaitu wilayah Pantura, tengah, selatan.
Pak Yes, sapaan akrab Bupati Yuhronur berharap, isu-isu mengenai intoleransi dan radikalisme harus dapat diminimalisiasi karena dapat memecah belah dan menimbulkan ketidakpercayaan publik pada pemerintah.
“Isu intoleransi dan radikalisme yang berkembang di masyarakat ini tentu akan melahirkan perpecahan dan di kasus ekstrim akan membuat aksi terorisme yang meresahkan masyarakat dan menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah,” ucap Pak Yes
Menurut Pak Yes, kegiatan ini sebagai momentum penting untuk bersama-sama dan berkolaborasi dalam menjaga dan memelihara toleransi, mencegah paham radikalisme yang ada di Kabupaten Lamongan.
“Banyak hal yang kita upayakan, karena kita ingin terus melahirkan situasi dan suasana yang kondusif bagi tumbuh kembangnya Kabupaten Lamongan ini untuk mencapai kejayaan Lamongan yang Berkeadilan,” ujar Pak Yes.
Selain itu, Pak Yes juga berpesan, bahwa di tengah percepatan perkembangan teknologi dan kebebasan dalam bermedia sosial, diharapkan seluruh masyarakat Lamongan untuk berhati-hati dalam menggunakan gadget karena dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dapat melahirkan isu hoax atau isu yang tidak ada kebenarannya, serta melahirkan paham-paham intoleransi dan radikalisme di masyarakat.
AKBP Moh. Dhofir tik selaku Tim Densus 88 Antiteror mengatakan, terdapat tiga peran utama Khatib di tengah-tengah masyarakat, diantaranya: (1) Menyampaikan pesan kedamaian, (2) Bisa diterima semua pihak (3) serta Keteladanan bagi umat.
“Jika para khatib tidak ada kontrol dalam menyampaikan materi ceramah, maka akan menjadi ancaman yang serius bagi negara. Karena khatib memiliki peran sentral atau memiliki otoritas dalam menasehati dan mengarahkan jamaah agar tidak memiliki perilaku yang mencederai persaudaraan, beragama, berbangsa, dan berperikemanusiaan,” ungkap Dhofir
Diikuti 100 Khatib/Da’i dan ormas dari masing-masing kecamatan di Lamongan, kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai keindonesiaan dan nilai kedamaian. (*)