Bukan Sekadar Agenda, Ketua Umum PBNU Tegaskan R20 sebagai Gerakan Global

  • Bagikan
DEMI PERADABAN: Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dalam diwawancarai wartawan. Menurut Gus Yahya, forum R20 itu bukan sekedar agenda, tetapi R20 itu sebagai Gerakan Global.

INDOSatu.co – BALI – G20 Religion of Twenty atau yang dikenal (R20) secara resmi akan digelar hari ini, Rabu (2/11 hingga Kamis (3/11). Jika tidak ada aral, rencananya Presiden Joko Widodo bakal hadir dan membuka secara langsung Forum R20 berlangsung di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali.  Forum dialog para pemimpin agama dan sekte dunia itu akan menghadirkan 40 pembicara dengan jumlah peserta sebanyak 464 partisipan.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menegaskan bahwa, G20 Religion Forum (R20) bukan semata agenda konferensi tahunan, melainkan sebuah gebrakan baru atas peran agama dalam mengatasi persoalan dunia internasional.

“Visi dari agenda ini yang ingin kami bawa lebih jauh adalah bukan sekedar event atau konferensi, tetapi kami mengembangkan gagasan ini menjadi sebuah gerakan global,” kata Gus Yahya dikutip dari nu.online saat Konferensi Pers Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Selasa (1/11).

Baca juga :   Orasi di Universitas Islam Madinah, HNW Dukung Pendidikan Islam dan Kerja Sama antar Bangsa

Gus Yahya menyampaikan, bahwa gagasan gelaran tersebut adalah mengumpulkan para pemimpin agama dunia untuk membangun dialog yang jujur dan lugas mengenai dua topik mendasar.“Pertama, bagaimana menyikapi realitas problem relasi komunal antarkelompok agama yang berbeda dan kenyataannya masih menjadi situasi yang sangat problematis dalam berbagai krisis di dunia,” ujarnya.

Kedua, lanjut Gus Yahya, adalah bagaimana para pemuka agama dapat mengembangkan visi tentang agama yang dapat menjadi sumber solusi atas berbagai permasalahan global. Adapun upaya yang akan ditempuh yakni dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan spiritual agama ke dalam dinamika politik dan ekonomi internasional.

Baca juga :   Ketum PBNU Prihatin dan Sesalkan Bentrok Massa Bela Palestina vs Ormas di Bitung

“Gagasan diadakannya konferensi para pemuka agama internasional ini telah dikembangkan oleh PBNU tepat setelah kongres nasional yang digelar Desember (2021) lalu,” ujar dia.

Melihat kesempatan di depan mata, sejalan dengan gelaran G20 yang dituanrumahi Indonesia, PBNU membawa ide tersebut ke pemerintah, Presiden Jokowi. PBNU kemudian mengusulkan gagasan tersebut untuk diadopsi ke dalam Forum G20.

“Kami membawa ide ini kepada pemerintah untuk diadopsi dalam Forum G20, sehingga R20 atau G20  Forum Religion ini dapat diadopsi ke dalam forum tahunan G20 dari tahun ke tahun,” paparnya.

Gandeng Liga Muslim Dunia (MWL)

Memikul visi besar tersebut, Gus Yahya menyebut bahwa dirinya memerlukan sinergi dari pihak prominen untuk mewujudkannya. Untuk itu, PBNU bekerja sama dengan Liga Muslim Dunia (MWL) bergerak bersama menghadirkan kembali peran agama pada diplomasi dunia.

Baca juga :   Resmi Dilantik Jadi PM, Anwar Pastikan Kabinetnya Lebih Ramping dengan Gaji Lebih Kecil

“Maka itu, kami mengundang Muslim World League (MWL), karena MWL merupakan entitas terpenting dengan predikatnya sebagai organisasi Islam internasional. Kami percaya bahwa bekerja sama dengan MWL untuk menjalankan visi untuk memiliki ide ini menjadi gerakan internasional dan dapat dicapai secara lebih realistis,” kata Gus Yahya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Liga Muslim Dunia Syekh Mohammed Al-Issa menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada NU atas kerja sama ini dan berharap kerja sama ini bersifat permanen.   “Dari Bali-lah, akan ada aksi nyata mewujudkan perdamaian antarpemeluk agama,” katanya.   Menurutnya, Forum R20 ini sangat penting dalam membangun pemahaman antara budaya dan peradaban. Sementara peradaban dan budaya itu juga dalam sejarahnya dibentuk dari agama. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *