Bojonegoro Klunting seperti UBI, Cabup Teguh Siap Realisasi Jika Diamanahi Jadi Bupati

  • Bagikan
PROGRAM BAGUS: Bambang Harymurti, wartawan dan petinggi Tempo Media yang menjadi salah satu narasumber Bojonegoro Klunting, Menyambut UBI atau Jamesta Bojonegoro. (foto: tangkapan layar)

INDOSatu.co – BOJONEGORO – Cabup Pilkada Bojonegoro nomor urut 01 Teguh Haryono telah berpikir jauh ke depan. Bahkan, ide fenomenal Bojonegoro Klunting telah diadopsi dari pengalamannya melalang buana di belahan dunia, selain ide dasar ingin menyejaherahkan warga Bojonegoro melalui dana bagi hasil dari migas.

Bojonegoro Klunting itu, selaras dengan pernyataan Bambang Harymurti, wartawan senior yang sekarang menjadi orang penting di Tempo Media. Bojonegoro Klunting, kata Bambang Harymurti, merupakan model yang hampir sama dengan Universal Basic Income (UBI) yang berlaku di negara bagian Alaska, Amerika Serikat.

Menurut BHM, sapaan akrab Bambang Harymurti, dengan anggaran APBD-nya (Bojonegoro) Rp 8 koma sekian triliun, sangat memungkinkan Bojonegoro (Klunting=UBI) tersebut diberlakukan.

”Jika warga Bojonegoro sudah menyetujui Klunting, diskusinya pasti akan jauh lebih menarik dan pemerintah daerah harus kampanye secara terus menerus, sehingga ide (Bojonegoro Klunting, Red) benar-benar disetujui,” kata BHM dalam Zoom Channel Bojonegoro Klunting, Menyambut UBI atau Jamesta Bojonegoro, yang dikutip INDOSatu.co, Sabtu (23/11).

Menurut BHM, Model Bojonegoro (Klunting-Universal Basic Income) merupakan model negara bagian Alaska. Di negara bagian Alaska, setiap tahun semua penduduknya mendapat semacam dividen dari migas. Padahal, Alaska itu adalah negara bagian yang bisa dikatakan paling kapitalis di Amerika Serikat.

Baca juga :   Diduga Diwarnai Kecurangan, Poros Buruh Perubahan Tolak Hasil Pilpres 2024

“Banyak orang tidak berpikir panjang, mengira bahwa Universal Basic Income itu adalah aliran sosialis gitu,” papar BHM.

“Saat saya mengajukan ide Universal Basic Income ini pada Sofyan Jalil, mantan Menko Ekonomi dan saya terakhir bertemu sebagai menteri BUMN, Sofyan Jalil mengatakan bahwa hal itu dikatakan sosialis yang akan ditolak oleh banyak orang.

”Kalau kita mempelajari sedikit saja sejarahnya, Universal Basic Income sebetulnya ini justru datang dari kanan dari Chicago School of Economy,” kata BHM.

Walaupun namanya waktu itu bukan Universal Basic Income, tapi mereka lebih suka menyebutnya sebagai Negatif Tax System jadi sistem pajak negative. Adapun menarik adalah ketika zaman Presiden Reagan, Amerika nyaris menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan sistem ini Universal Basic Income.

Di Amerika undang-undang dibuat dalam dua kamar, pertama dari House of Representative, semacam DPR nya, dan yang kedua dari Senat. Mereka dua-duanya harus setuju, ternyata di House of Representative dan di Senat ini, kedua partai baik Partai Demokrat maupun Partai Republik yang kanan itu setuju.

Tapi (Universal Basic Income) tidak gol, karena di level Senat tidak tercapai kesepakatan antara Partai Demokrat dan Partai Republik tentang jumlah angkanya. Menurut Republican yang diminta Demokrat selalu tinggi, sementara yang menurut Demokrat, yang diminta Republican selalu rendah.

“Untuk menyatakan bahwa Universal Basic Income ini aneh. Ini adalah ide yang secara apa, secara aklamasi, sebetulnya gagasannya diterima oleh dua partai ini,’ tukasnya.

Baca juga :   Jaga Netralitas dalam Pilkada, Pj. Bupati Adriyanto Terbitkan SE, ASN Tidak Boleh Memihak Calon

Republik yang lebih cenderung kapitalis dan Demokrat yang cenderung sosialis. Ini (Universal Basic Income) dari Chicago Cchool of Economics itu kan namanya yang dianggap paling kanan.

Bahwa ide Universal Basic Income ini bukan miliknya kelompok kiri atau sosialis dan bukan juga miliknya kelompok konservatif (kanan) tapi kedua pihak ini sebetulnya melihat manfaat dari Universal Basic Income ini dalam masyarakat, sebagai bagian yang akan meningkatkan peradaban.

Sementara itu, cabup nomor urut 01 Teguh Haryono melalui sambungan telepon mengaku bahwa upaya untuk mewujudkan Bojonegoro Klunting akan segera direalisasikan jika dirinya diamanahi warga Bojonegoro menjadi bupati untuk lima tahun mendatang.

Teguh mengaku tidak terpengaruh dengan pihak-pihak yang menyerang secara membabi buta terhadap program paling merakyat itu. Meski demikian, Teguh yakin lambat laun mereka akan menerima dan bisa merasakan manfaat dari Bojonegoro Klunting. Karena program itu tak lain hanya untuk mengurangi kemiskinan warga Bojonegoro.

Baca juga :   Ucapkan Milad ke-111, Gus Yahya: Persyarikatan Muhammadiyah Bangun Jejak Luar Biasa

”Saya ini lahir dan besar di Bojonegoro. Sekolah juga di Bojonegoro. Masak mau menyejahterakan warga Bojonegoro kok tidak boleh? Banyak banget rintangannya. Tetapi saya akan jalan terus,” kata Teguh melalui sambungan ponselnya, Sabtu (23/11).

Selain ini, kata Teguh, warga Bojonegoro hanya tahu daerahnya penghasil migas dan pendapatan bagi hasilnya sangat besar. Dan selama ini pula, warga Bojonegoro tidak bisa merasakan secara langsung penghasilan sumber daya alam (SDA) daerahnya.

”Karena itu, jika paslon Teguh Haryono-Farida Hidayati dipercaya memimpin lima tahun ke depan, saya dipastikan akan merealisasikan Bojonegoro Klunting tersebut,” kata alumni SMPN 1 Bojonegoro itu.

Bagaimana skemanya? Bojonegoro Klunting akan diberikan setiap bulan kepada warga Bojonegoro. Terkait jumlahnya, Teguh memastikan masih akan dihitung oleh tim yang telah dibentuk dari berbagai disiplin ilmu. Ada pakar ekonomi, akademisi, hukum, keuangan, administrasi dan lain-lain.

”Semua ini saya lakukan demi warga Bojonegoro. saya ingin menyejahterakan warga Bojonegoro melalui hasil SDA daerahnya,” kata alumni SMPP (sekarang SMAN 2 Bojonegoro) itu. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *