Pasukan Taliban Klaim Kuasai Lembah Panjshir

  • Bagikan
KLAIM MENANG: Pasukan Taliban menjaga Lembah Panjshir setelah dalam pertempuran mengalahkan pasukan pro pemerintah Afghanistan yang dipimpin mantan Wapres Amrullah Saleh.

INDOSatu.co – KABULSetelah beberapa menjalani pertempuran dengan milisi Panjshir, kini Taliban mengklaim kemenangan atas pasukan oposisi di provinsi utara ibukota Kabul tersebut. Mereka menyatakan sudah menyelesaikan pengambilalihan wilayah perbukitan tersebut yang menjadi sarang milisi lembah tersebut.

Taliban menguasai Panjshir selang mereka kuasai Afghanistan tiga minggu lalu atau usai merebut Kabul. “Dengan kemenangan ini, negara kami benar-benar keluar dari rawa perang,” kata kepala juru bicara Zabihullah Mujahid, Senin (6/9) seperti dilansir Al Jazeera.com.

Namun, keberadaan pemimpin perlawanan dari Panjshir, yakni Ahmed Massoud dan Amrullah Saleh, mantan wakil presiden Afghanistan yang bergabung dengan perlawanan setelah jatuhnya Kabul, tidak segera diketahui. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Qatar untuk membahas kekacauan akibat penarikan AS dari Afghanistan.

Baca juga :   Respon Cepat Evakuasi Dampak Konflik di Negara Sudan, HNW Apresiasi Kemlu dan TNI

Gambar-gambar di media sosial menunjukkan anggota Taliban berdiri di depan gerbang kompleks gubernur provinsi Panjshir. Sementara itu, juru bicara Front Perlawanan Nasional (NRF) mengatakan klaim kemenangan Taliban adalah palsu dan pasukan oposisi terus berjuang. Milisi Panjshir menambahkan, bahwa pasukannya hadir dalam posisi strategis di lembah Panjshir.

Lembah Panjshir terkenal sebagai tempat perlawanan terhadap pasukan Soviet pada 1980-an dan Taliban pada akhir 1990-an.Taliban hingga kini belum menyelesaikan pemerintahan barunya setelah memasuki Kabul.  Para penguasa baru Afghanistan ini telah berjanji untuk menjadi lebih “inklusif” daripada selama tugas pertama mereka berkuasa, yang juga terjadi setelah bertahun-tahun konflik, pertama invasi Soviet tahun 1979, dan kemudian perang saudara berdarah.

Baca juga :   Bukan Sekadar Agenda, Ketua Umum PBNU Tegaskan R20 sebagai Gerakan Global

Mereka telah menjanjikan pemerintah yang mewakili susunan etnis Afghanistan yang kompleks. “Wanita akan diizinkan untuk kuliah selama kelas dipisahkan berdasarkan jenis kelamin atau setidaknya dipisahkan oleh tirai,” kata otoritas pendidikan Taliban mengatakan dalam sebuah dokumen panjang yang dikeluarkan pada hari Minggu lalu.

Tetapi siswa perempuan akan diminta untuk mengenakan jubah panjang dan cadar, yang bertentangan dengan wajib burqa di bawah aturan Taliban sebelumnya. Kala itu kebebasan perempuan di Afghanistan sangat dibatasi di bawah pemerintahan Taliban tahun 1996-2001.

Baca juga :   Tinggalkan Sivovac, China Malah Beralih ke Pfizer dan Moderna

Dan, ketika Taliban mulai mengatasi transisinya dari pemberontakan bersenjata ke pemerintah, ia menghadapi sejumlah tantangan, termasuk kebutuhan kemanusiaan yang membutuhkan bantuan internasional.

Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths telah tiba di Kabul. Dia  selama berhari-hari untuk bertemu dengan para pemimpin Taliban, yang telah berjanji untuk membantu. “Pihak berwenang berjanji bahwa keselamatan dan keamanan staf kemanusiaan, dan akses kemanusiaan ke orang-orang yang membutuhkan, akan dijamin dan pekerja kemanusiaan – pria dan wanita – akan dijamin kebebasan bergeraknya,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric. .

Pihak juru bicara Taliban pun sudah mentweet bahwa delegasi kelompok itu meyakinkan PBB tentang adanya kerja sama.(za/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *