Bentuk Satgas Bernama Sego Boran, Lamongan Perkuat Swasembada Pangan

  • Bagikan
TERJUN LANGSUNG: Bypati Lamongan Yuhronur efendi (tengah) bersama jajaran Forkopimda menanam padi bibit unggul binaan Kodim 0812 Lamongan di wilayah Jotosanur, Lamongan, Selasa (17/12).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama jajaran Forkopimda dan akademisi membentuk satgas swasembada pangan yang dinamai Sego Boran (sinergi dan kolaborasi untuk negeri). Tujuannya, untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

“Ini momen penting yang akan kita gunakan sebagai langkah bersama menuju asta cita, yaitu swawsembada pangan. Kita tetap berkomitmen, tetap mendukung, dan tetap bekerja dengan kerja-kerja yang lebih terarah,” tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi Pak Yes dalam Rapat koordinasi satgas swasembada pangan di wilayah Kabupaten Lamongan di Lapangan Jotosanur, Lamongan, Selasa (17/12).

Berdasarkan data BPS Lamongan, hingga bulan November 2024, Kabupaten Lamongan dengan luas lahan panen 130 hektare, jumlah produksi padinya mencapai 776,96 ribu ton. Hal ini kembali menempatkan Kabupaten Lamongan menjadi peringkat pertama di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Baca juga :   Awali Tiga Tahun Jejak Kepemimpinan, Duet Yes-Bro Gelar Khotmil Quran

“Artinya sampai saat ini kita masih menjadi harapan untuk lumbung pangan nasional maupun Jatim,” tambah Pak Yes, sapaan akrabnya.

Kata Pak Yes, ada 3 (tiga) komoditas yang difokuskan untuk memperkuat ketahanan pangan, yaitu; padi dengan luas lahan 154.815 hektare di 27 kecamatan, jagung dengan luas lahan 57.425 hektare di 15 kecamatan, dan kedelai 3.672 hektare di 8 kecamatan.

Sementara itu, Dandim 0812 Lamongan Letkol (Arm) Ketut Wira Purbawan, mengatakan, Kodim Lamongan saat ini tengah mengembangkan “Pertanian Megilan” di Lapangan Jotosanur, Kecamatan Tikung, Lamongan yang menjadi demplot pengembangan ketahanan pangan.

Baca juga :   Jelang HUT ke-78 Pemprov Jawa Timur, Bupati Lamongan Terima Pataka JBMB

Dalam komples tersebut, dikembangkan tanaman padi dengan bibit unggul, tanaman sorgum, kolam ikan bioflog, green house, kandang kambing dan sapi, keramba ikan, pembibitan tanaman, tanaman cabai, tanaman jagung, kangkung, dan jati.

Untuk memaksimalkan demplot di Jotosanur, Kodim Lamongan membudidayakan berbagai jenis tanaman dengan pupuk organik, serta nutrisi, enzim, dan pestisida alami. Tidak hanya itu, pengembangan ketahanan pangan juga dikembangkan di demplot koramil dan demplot rawa.

Dandim Letkol Ketut Wira berharap, program program ketahanan pangan di demplot rawa menjadi salah satu alternatif pemanfatan lahan ditengah masifnya peralihan lahan pertanian menjadi pemukiman.

Baca juga :   Turnamen Catur Bupati Cup Diikuti 265 Atlet, Bupati Yuhronur: Wadah Tingkatkan Prestasi

“Kita buat saja kelompok tani rawa di 5000 hektare seperti di kelompok tani hutan Perhutani. Sehingga, tidak terjadi konflik. Dan hanya boleh dimanfaatkan untuk pertanian, tapi kepemilikan milik pemerintah, jadi kita berikan surat izin, kalau melakukan kesalahan, kita juga harus tindak tegas,” ujarnya.

Kepala Dinas PU. Sumber Daya Air Pemkab Lamongan Gunadi, merespon baik dan akan mengkoordinasikan hal tersebut ditingkat provinsi dan nasional sesuai status kepemilikan.

Sedangkan, Kepala Dinas Petanian Kabupaten Lamongan Moch Wahyudi menyebut, masyarakat Kecamatan Pucuk yang telah mengantongi izin dari pemerintah daerah memanfatkan lahan rawa menjadi pertanian wijen. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *