Banyak Konsumsi Daging Picu Sembelit dan Gerd, Dosen UM Surabaya Bilang Begini…

  • Bagikan
JANGAN BERLEBIHAN: Dosen FKIK UM Surabaya, dr Ira Purnamasari mengatakan, berlebihan mengonsumsi daging bisa terkena sembelit dan gerd.

INDOSatu.co – SURABAYA – Pada saat hari raya Idul Adha seperti ini, seseorang akan lebih banyak mengkonsumsi daging merah, baik daging kambing maupun daging sapi. Akibatnya, keluhan pada kesehatan yang sering muncul, yakni konstipasi atau sembelit. Sembelit merupakan sebuah kondisi dimana seseorang kesulitan dalam buang air besar, feses menjadi keras, dan mengejan berlebihan saat proses BAB.

Mengapa mengkonsumsi daging berlebihan dapat menyebabkan sembelit atau susah buang air besar (BAB)? Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Ira Purnamasari memberikan penjelasan.

Baca juga :   Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Ajak Profesi Dokter Perdalam Ilmu Hukum

Menurut Ira, daging merah mengandung tinggi lemak yang membuat sistem pencernaan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses mencerna makanan. Selain itu, daging merah juga mengandung serat protein yang keras dan zat besi yang tinggi, sehingga mengakibatkan feses menjadi lebih keras dan menggumpal.

“Kondisi tersebut mengakibatkan usus harus bekerja lebih ekstra dalam mengeluarkan feses,” ujar Ira Kamis (29/6).

Gejala pada sembelit seperti perut terasa penuh, lebih sering kentut, menurunnya frekuensi BAB, feses keras dan kering, mengejan berlebihan saat proses BAB, hingga muncul BAB berdarah. Selain itu, juga merasa tidak puas setelah BAB, merasa ada yang mengganjal, dan membutuhkan waktu yang lebih lama saat berada di WC.

Baca juga :   Desk Jamsos KSPSI: Kemudahan Akses JKN Harus Jadi Prioritas BPJS Kesehatan

Bagaimana cara untuk mencegah terjadinya sembelit? Pertama, Ira menyarankan, agar konsumsi air putih. Dengan memenuhi asupan cairan minimal 2 liter per hari dapat mencegah seseorang dari susah buang air besar, sekaligus menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Kedua konsumsi buah dan sayur. Buah dan sayur mengandung serat yang dapat melunakkan feses, sehingga feses dapat lebih mudah dikeluarkan.

Baca juga :   Komitmen Pemerataan Yankes, UMY Salurkan Beasiswa Rp 6 Miliar bagi Mahasiswa Kedokteran

“Salah satunya buah pepaya yang sudah tidak diragukan fungsinya dalam melancarkan BAB. Sayuran hijau juga mengandung tinggi serat yang baik dikonsumsi untuk melancarkan BAB,” imbuhnya lagi.

Ketiga, konsumsi probiotik. Tempe merupakan makanan fermentasi yang terbuat dari kacang kedelai, mengandung probiotik atau bakteri baik, yang tentunya baik untuk sistem pencernaan. Probiotik dapat membantu memperbaiki frekuensi BAB menjadi lebih teratur.

“Sama seperti tempe, yogurt juga mengandung probiotik yang dapat membantu melancarkan proses pencernaan,” pungkas Ira. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *