INDOSatu.co – PONTIANAK – Saran konstruktif diungkapkan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia meminta agar pemerintah melakukan pendekatan khusus untuk mengatasi konflik yang terjadi di Papua. Salah satunya, dengan pendekatan keamanan dan meningkatkan kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.
“Untuk persoalan Papua, saya rasa perlu dilakukan pendekatan keamanan dan peningkatan kesejahteraan sosial, tidak harus selalu pendekatan bersenjata. Saya turut prihatin atas gugurnya dua prajurit TNI asal Kalbar saat tugas operasi di Papua, semoga diterima di tempat yang layak di ssisi-Nya,” kata AHY saat berdialog di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (23/9) malam WIT.
AHY menyampaikan, persoalan yang terjadi di Papua, harus dilihat pokok permasalahannya. Sehingga, kata dia, pendekatan keamanan itu menjadi sangat penting. Meski begitu, dia menegaskan, tidak bisa dibiarkan adanya pemberontakan bersenjata yang terjadi saat ini di Papua.
Menurut peraih Adhi Makayasa Akademi Militer (Akmil) 2000 tersebut, negara harus memberi ketegasan bahwa tidak ada ruang bagi mereka yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Sebagai seorang prajurit tugas menjaga kedaulatan negara itu di atas segalanya, bahkan rela mengorbankan jiwa dan raga, dan saya pernah merasakan kondisi seperti itu.”
AHY bercerita, ketika masih menjadi seorang prajurit TNI, dia mengaku sering ditugaskan dalam tugas operasi, baik di dalam maupun di luar negeri. Pada saat tugas operasi di Aceh pada 2005, kata AHY, juga dilakukan pendekatan keamanan, selain pendekatan bersenjata, dan itu berhasil. Terbukti, hingga saat ini Provinsi Aceh menjadi damai.
“Namun, untuk Papua memang sedikit berbeda permasalahannya, sehingga perlu juga peningkatan kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan,” kata AHY.
Tidak hanya itu, AHY juga menanggapi radikalisme dan terorisme yang pernah terjadi di Indonesia, seperti halnya tahun 2002 dan tahun 2005 terjadi peristiwa bom Bali dan sejumlah insiden terorisme lainnya.
“Jangan ada ruang radikalisme dan terorisme, karena itu menghancurkan sendi-sendi kehidupan kita,” ujar AHY.
Dia menilai, terorisme bisa berdampak bagi perekonomian dan berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Bahkan, ancaman terorisme itu bisa menimbulkan rasa ketakutan yang berlebihan di tengah masyarakat.
“Kita harus meyakinkan negara hadir untuk melindungi segenap masyarakatnya dari ancaman terorisme dan radikalisme, tugas TNI memang tidak setiap kali diapresiasi, tetapi kita bisa tidur nyenyak karena ada mereka yang bertugas di malam hari dan di pagi hari, jadi kita apresiasi bagi TNI yang selalu siap melaksanakan tugasnya,” kata AHY. (ad/red)