Anwar Abbas: Konsep Suku Bunga Bukan Konsep untuk Berdagang

  • Bagikan
TERTARIK VISI-MISI: Ketua PP Muhammadiyah yang juga Wakil Ketua Umum MUI Pusat Anwar Abbas mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam Pilpres 2024 mendatang.

INDOSatu.co – YOGYAKARTA – Sistem perbankan konvensional memang masih menjadi pilihan favorit bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Meski demikian, sistem ini ternyata punya kelemahan dan membuat ekonomi dari suatu negara jika mengalami krisis.

Islam, yang memiliki sistem perbankan sendiri yang tentu memiliki perbedaan fundamental dengan sistem konvensional, seperti tidak adanya suku bunga. Dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat awam terkait sistem perbankan Islam, ada semacam optimisme bahwa perbankan islam akan menjadi pilihan utama, bahkan bakal mendominasi.

Statemen tersebiut diungkapkan Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, dalam acara peluncuran program Magister Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Jumat (9/6). Bahkan, Anwar menyampaikan jika konsep suku bunga merupakan konsep yang tidak berkeadilan dalam melakukan perdagangan.

Baca juga :   Kutuk Kekejaman Israel, 4.800 Mahasiswa Baru UMY Berikan Donasi untuk Palestina

“Jika suku bunga mengalami kenaikan, maka akan berdampak kepada kenaikan harga barang, yang akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun dan pada akhirnya mengganggu stabilitas ekonomi. Inilah yang mengharuskan adanya penurunan suku bunga jika ingin terciptanya stabilitas ekonomi,” jelas Anwar. yang juga pakar Ekonomi Islam itu.

Menurut Anwar, konsep suku bunga dianggap sebagai konsep yang tidak berkeadilan karena konsep ini hanya menguntungkan salah satu dari dua pihak yang melakukan transaksi, baik itu jual beli maupun peminjaman uang.

“Jika suku bunga tinggi, akan lebih menguntungkan penawar dan lebih merugikan yang menawar, begitu pula sebaliknya,” ujar Anwar seraya menegaskan bahwa dalam sistem perbankan Islam, tidak mengenal konsep naik turunnya suku bunga, karena sudah otomatis menjadi nol.

Baca juga :   Harga BBM Pertamina Lebih Mahal, Legislatif PKS Sorot Kinerja Komisaris Utama Pertamina

Pemahaman akan sistem perbankan Islam yang lebih komprehensif menjadi sangat diperlukan melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Program Magister Ekonomi UMY melalui salah satu konsentrasinya, yaitu Ekonomi Islam akan berupaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih kompeten, salah satunya di bidang sistem perbankan Islam.

Sementara itu, Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN, Eng. mengatakan, bahwa dalam konsep keilmuan, seringkali dibutuhkan kepakaran di bidang master. Dalam program pascasarjana, kata Gunawan, seringkali lebih mengedepankan konsep analisis sebagai bentuk persiapan kualitas sumber daya manusia.

Baca juga :   Rakyat Indonesia Akan Sejahtera dan Tidak Miskin Jika Semua Pemimpin Amalkan Pancasila

”Ini juga dimaksudkan karena Indonesia sudah menjadi bagian dari masyarakat ekonomi global, dan mahasiswa pascasarjana diharapkan memiliki kepandaian yang cukup dalam menghadapi tantangan ini,” ujar Gunawan.

Gunawan juga menyinggung terkait bonus demografi yang akan dialami Indonesia di tahun 2045, yang akan menjadi percuma jika tidak disertai dengan berbagai upaya kongkret untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“Maka, bonus demografi hanya akan menjadikan sebagian besar pemuda di Indonesia sebagai penonton di panggung internasional,” imbuh Gunawan. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *