INDOSatu.co – JAKARTA- Meski interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kandas, namun aroma kegagalan interpelasi tersebut masih terus terasa. Interpelasi ramai di publik hingga terjadi demonstrasi di Balai Kota DKI Jakarta.
Wacana interpelasi itu sepi di lingkungan DPRD DKI Jakarta, karena hanya disokong dua partai, yakni PDIP dan PSI. Keduanya berupaya menggolkan interpelasi tersebut, tetapi aksi mereka gagal di tengah jalan. Sementara 7 Fraksi lainnya, yaitu Partai Gerindra, PKS, PAN, Partai Demokrat, Partai Nasdem, Partai Golkar, PKB dan PPP menolak.
Rektor Universitas Ibnu Chaldun Bogor, Musni Umar mengatakan, dana Formula E sebelumnya telah dibahas secara mendalam di Badan Anggaran DPRD DKI oleh semua fraksi di DPRD DKI, termasuk fraksi PDIP dan fraksi PSI. Semua setuju kegiatan event internasional Balap Mobil Listrik Formula E itu dilaksanakan.
Namun herannya, PSI dan PDIP belakangan malah mengajukan interpelasi. Musni Umar menduga, ada kepentingan politik terkait Pilpres 2024 di balik keinginan interpelasi itu.
“Mengapa fraksi PDIP dan PSI DPRD DKI Jakarta selalu beroposisi dengan Gubernur DKI Jakarta? Jawabannya, kedua partai itu tidak menginginkan kalau Anies Baswedan yang memiliki potensi menjadi Presiden RI 2024,” ujar Musni Umar lewat keterangan tertulisnya, Rabu (8/9).
Dia mengatakan, kedua partai itu kerap beroposisi kepada Anies Baswedan, bahkan mereka terus menyerang Anies Baswedan, meski tidak ada kesalahan yang dilakukan Anies. Namun, kata Musni Umar, serangan mereka tidak pernah efektif.
“Sebaliknya, fakta menunjukkan, justru semua lembaga survei yang melakukan survei malah selalu menempatkan Anies pada tiga besar sebagai kandidat RI tahun 2024” ujar dia.
Pria yang juga pakar Sosiologi ini mengungkapkan, kader PSI dan PDIP kerap menyerang Anies. Padahal, kata dia, Anies tak pernah membenci dan menyerang, apalagi mencaci maki mereka baik secara pribadi maupun kelembagaan. Anies menganggap semua adalah mitra kerja untuk bersama-sama membangun DKI Jakarta.
Anies tetap bekerja untuk mengatasi Covid-19 serta mencari peluang untuk membangun DKI Jakarta sehingga terwujud “Maju Kotanya Bahagia Warganya.” Pungkas dia. (ad/red)