Anggap di Titik Nadir, Pigai: Gadaikan Negeri, Perilaku Pemimpin Pongah

  • Bagikan
PRIHATIN KONDISI BANGSA: Natalius Pigai (dua dari kiri) bersama Anthony Budiawan (tengah) dan Ubeidillah dalam diskusi publik bertajuk "Indonesia Dalam Belantara Benturan Kepentingan" yang digelar di Sekretariat PMII, di Kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat (21/10).

INDOSatu.co – JAKARTA – Bangsa Indonesia sudah berada pada titik yang mengkhawatirkan. Pernyataan tersebut disampaikan mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai dalam diskusi publik bertajuk “Indonesia Dalam Belantara Benturan Kepentingan” yang digelar di Sekretariat PMII, di Kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat (21/10).

“Hari ini bangsa Indonesia berada di titik nadir,” ujar Pigai singkat.

Baca juga :   Pemilu 2024, Abdul Mu'ti: Muhammadiyah Harus Jadi Orang Tua dan Rumah untuk Semua

Pigai menuturkan, potret negara sudah berada di titik nadir dan itu bisa dilihat dari mental pimpinan negara yang mengendalikan pemerintahan saat ini. Acara diskusi publik PMII tersebut juga disiarkan melalui jejaring YouTube PMMI Official.

“Pancasila dan simbol-simbol negara dipandang sebagai artistik simbolisme tanpa perwujudan substansial. Perilaku pongah yang dipertontonkan pemimpin sudah di titik, di mana pemimpin hadir menerkam rakyat,’’ kata aktivis asal Papua tersebut.

Baca juga :   Menag Yaqut: Kunjungan Grand Syekh Al Azhar Bawa Pesan Toleransi dan Moderasi

Bukan hanya itu. Pigai juga menyampaikan kondisi masyarakat saat ini di tengah watak para pemimpinnya yang justru memperlihatkan sikap tak mengayomi.

“Pemimpin menggadaikan negeri ini kepada pasar. Indonesia sudah tergadai pada komprador penguasa modal kekuasaan asing dan aseng pemilik uang,” demikian Pigai.

Selain Pigai, dalam diskusi tersebut, turut hadir Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan dan Dosen Universitas Negeri (UNJ), Ubedillah Badrun sebagai pembicara.

Baca juga :   Silaturrahim di PBNU, Menteri HAM Siap Dirikan Pusat Studi HAM di PTNU

Dalam sesi dialog, berbagai pertanyaan dilontarkan para peserta. Bahkan, ada yang meminta agar putra presiden yang dilaporkan ke KPK perlu ditindaklanjuti dengan cara dilaporkan langsung ke pengadilan serta beberapa pertanyaan kritis lainnya.  (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *