Alotnya Memilih Figur Cawapres Anies. Modal AHY Ketum Partai, Gatot Nurmantyo Pemberani

  • Bagikan
RAIH SIMPATI PUBLIK: Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo (tengah, baju putih), belakangan menjadi sosok yang pantas mendampingi Anies Baswedan sebagai cawapres dalam Pilpres 2024 mendatang.

INDOSatu.co – JAKARTA – Bongkar pasang nama Cawapres semakin alot di kubu Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Sebab, selain AHY, Khofifah Indar Parawansa, dan Yenny Wahid, kini nama Gatot Nurmantyo juga terus bergulir. Namun, hanya AHY yang sepertinya tanpa henti bermanuver untuk meyakinkan Anies Baswedan.

Menariknya, Gatot Nurmantyo terlihat santai, tidak punya ambisi. Sikap itu membuat rakyat makin bersimpati. Gatot dinilai konsisten menyuarakan ketidakadilan dan sangat pemberani. Pengamatan tersebut diungkapkan Kritikus dan Pengamat Politik Kebangsaan, Faizal Assegaf.

Baca juga :   Belasan Laskar PPP di Bantul Deklarasi Dukung Pasangan Anies-Gus Imin (AMIN)

”Tak kalah populer, AHY dipompa oleh loyalis Cikeas. Alasannya, dia (AHY, Red) layak diusung maju Cawapres karena muda dan selaku ketua umum partai. Sembari AHY dipoles agar mulai belajar bersikap kritis ke rezim,” kata Faizal kepada INDOSatu.co, Sabtu (22/7).

Perkara siapa yang layak dan ideal mendampingi Anies, Faizal menilainya sudah sangat jelas terlihat. Bahkan, Faizal meyakini bahwa jika Gatot Nurmantyo yang dipilih Anies, SBY dan elite Demokrat sepertinya tentu legowo.

Baca juga :   Soal Tudingan Politik Identitas, Anies Dibela PKB: Tujuannya untuk Pembusukan dan Menjatuhkan

”Hal itu sangat dimaklumi bahwa Gatot dan SBY punya hubungan kuat. Bahkan, di kalangan mantan petinggi TNI, berharap Demokrat berbesar hati mendukung Anies-Gatot. Aspirasi itu terus munguat sesuai harapan rakyat,” kata mantan aktivis 98 itu.

Hanya saja, kata Faizal, dalam kaitan pemilihan cawapres, Gatot lebih memilih bersikap elegan. Sadar bahwa ihwal penentuan cawapres tersandera oleh ketentuan ambang batas 20 persen. Gatot bukan lah ketum partai dan hanya rakyat biasa.

”Perkara kriteria itu membuat AHY terkesan mengunci NasDem dan PKS. Akibatnya, partai koalisi perubahan terlihat kaku, tersandera kepentingan pribadi yang sangat mononjol. Suara rakyat seolah diabaikan,” beber Faizal.

Baca juga :   AHY: Partai Demokrat Akan Bergabung dengan Koalisi yang Punya Etika Berpolitik

Kata Faizal, rakyat berharap agar NasDem, PKS dan Demokrat konsisten menegakkan konsensus yang telah disepakati. Yakni, biarkan Anies yang memutuskan siapa yang dianggap tepat dan layak. Tidak bijak mereduksi tujuan koalisi partai yang katanya demi kepentingan rakyat. Namun terkesan perputar-putar seputar cawapres.

”Semoga tidak menjadi berlarut-larut dan membosankan,” pungkas Faizal. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *