Sampaikan Pesan di Bulan Kemerdekaan, Lieus Bacakan Puisi yang Menyentuh

  • Bagikan
KRITIK SOSIAL: Aktivis Tionghoa, LIeus Sungkharisma memberi pesan menarik di bulan Kemerdekaan melalui puisi yang menyentuh perasaan publik.

INDOSatu.co – JAKARTA – Banyak cara dilakukan untuk menyikapi kondisi lingkungan sekitar. Tokoh Tionghoa, Lieus Sungkharisma ternyata yang punya cara tersendiri menyikapi kondisi bangsa akhir-akhir ini. Menariknya, kritik tersebut dilakukan melalui bait demi bait puisi.

Kritik Lieus itu menyentuh berbagai bidang. Mulai dari korupsi, oligarki hingga menyerempet perilaku aparat penegak hukum yang saat ini sedang dihebohkan oleh kasus pembunuhan Brigadir J, ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, yang berbau-bau rekayasa, sehingga sempat diinformasikan sebagai kasus baku tembak.

Dikutip dari akun YouTube-nya, Rabu (10/8/2022), Lieus seolah ingin menggambarkan berbagai peristiwa itu dengan momen bangsa Indonesia yang sedang merayakan kemerdekaan ke-77 negara Indonesia.

Baca juga :   Dukung Habib Rizieq Man of The Year, LaNyalla: Tugas Saya Mengayomi Semua

Tak heran jika puisinya diberi judul “Malu Kita Teriak Merdeka”. Ada kata Merdeka diucapkan di bulan Agustus, yang menandakan masih ada kaitan momen perjuangan bersejarah bangsa tersebut. Sayangnya, kemerdekaan itu dibarengi dengan hilangnya nyawa dan muncratnya darah yang sia-sia. Puisi Lieus tersebut seperti ini;

Malu kita teriak merdeka sementara korupsi masih merajalela

Malu kita teriak merdeka sementara para keparat hukum pandai main sandiwara

Malu kita teriak merdeka sementara rakyat tetap menjadi jelata

Malu kita teriak merdeka sementara rakyat tak punya suara dan kuasa

Malu kita teriak merdeka sementara para politisi sibuk mengisi kantongnya

Malu kita teriak merdeka sementara oligrki menguasai setiap jengkal tanah Nusantara

Malu kita teriak merdeka sementara utang menumpuk tetapi masih bergaya kaya

Malu kita teriak merdeka sementara hukum hanya untuk yang berkuasa

Malu kita teriak merdeka sementara yang jujur malah jadi terhina

Malu kita teriak merdeka sementara para pemuda merana mencari kerja

Malu kita teriak merdeka sementara kebebasan berpendapat hanya jadi utopia

Malu kita teriak merdeka sementara harga-harga makin naik saja

Malu kita teriak merdeka sementara penguasa bebas ber kongkalikong seenak udelnya

Malu kita teriak merdeka sementara kebijakan pemimpin hanya retorika

Malu kita teriak merdeka sementara uang lebih berkuasa dan mengatur segalanya

Malu kita teriak merdeka sementara … Dor!

Pembacaan puisi ini diakhiri dengan atraksi Lieus yang menceburkan diri ke kolam renang. Cara unik Lieus itu juga menyikapi kondisi bangsa yang sedang hangat karena hilangnya nyawa seorang polisi diujung pistol. (adi/red)

Baca juga :   Muncul Wacana Capres Hanya dari Parpol, Lieus: Itu Namanya Mengebiri Demokrasi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *