INDOSatu.co – JAKARTA – Ketua Pusat Kajian Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan menyambut baik niat Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa membantu tugas Polri membongkar dan menuntaskan kasus pembunuhan polisi tembak polisi, terutama terkait otopsi ulang jasad Brigadir Joshua.
“Saya mengapresiasi langkah Panglima TNI sebagai upaya mengungkap kebenaran dan keadilan dalam kasus pembunuhan polisi di Kediaman Dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan,” kata Syahganda kepada INDOSatu.co, Senin (25/7) sore.
Menurut Syahganda, kasus polisi tembak polisi di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Fedy Sambo menjadi perhatian publik. Karena itu, kasus tersebut harus diselesaikan secara tuntas. Jangan sampai, kata Syahganda, institusi Polri menutup-nutupi kasus yang telah menjadi perhatian masyarakat luas tersebut.
‘’Jika ingin lembaga Polri dipercaya publik, ungkap saja dengan sebenar-benarnya,’’ kata Syahganda.
Menurut Syahganda, dengan terwujudnya keadilan untuk Brigadir Joshua, diharapkan bisa memulihkan kembali kepercayaan masyarakat kepada para penegak hukum, yang selama ini terpuruk. Diakui atau tidak, ungkap Syahganda, akibat kasus polisi tembak polisi, kredibilitas Polri belakangan kian terkikis.
‘’Sekali lagi, niat Jenderal Andika (Panglima TNI, Red) membantu tugas Polri melakukan otopsi ulang jasad Brigadir Joshua saya apresiasi,” tegas Syahganda.
Meski demikian, kata Syahganda, niat baik Panglima TNI membantu otopsi itu tidak sebatas pada jasad Brigadir Joshua saja, tetapi juga kasus-kasus lain yang hingga kini masih menyisakan persoalan. Salah satu kasus yang belum tuntas hingga sekarang, yakni otopsi ulang atas 6 jenazah laskar FPI dalam kasus KM-50.
Jika Panglima TNI bisa mengirim dokter forensik untuk autopsi ulang atas 6 jenazah laskar FPI dalam kasus KM-50, kata Syahganda, tentu akan mendapat dukungan publik. Ingat, keluarga korban laskar FPI, da juga masyarakat, meminta otopsi ulang terhadap jasad 6 laskar FPI, namun hingga kini tak kunjung terlaksana.
“Autopsi ulang pada 6 jasad laskar FPI harus dilakukan, mengingat autopsi yang dilakukan polisi dalam kasus diduga juga bermuatan politis. Dan itu sangat sensitif di mata publik,” tegas Syahganda.
Seperti diberitakan, baku tembak terjadi antara Brigadir Joshua dengan Bharada RE di rumah dinas Ferdy Sambo, Jum’at (8/7) yang menewaskan Brigadir Joshua. Pada Rabu (27/7), jenazah Brigadir Joshua akan diautopsi ulang untuk mencari kebenaran penyebab kematiannya. Permintaan autopsi ulang itu dilakukan oleh keluarga Brigadir Joshua karena ditemukan kejanggalan. (adi/red)