INDOSatu.co – JAKARTA – Respon Ketua DPD Republik Indonesia, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, yang memperingatkan negara-negara ASEAN agar tidak menjadi pion catur negara besar, mendapat dukungan dari Ketua Lembaga Kajian Publik Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan.
‘’Apa yang disuarakan Pak LaNyalla itu sesuai keinginan saya dan nafas seluruh rakyat Indonesia,’’ kata Syahganda kepada INDOSatu.co, Senin (11/7) malam.
Sebagai negara berdaulat, kata Syahganda, Indonesia harus mempertahankan salah satu wilayah terpenting milik NKRI tersebut. Karena itu, ungkap Syahganda, klaim China terhadap laut China selatan itu harus disikapi dengan tegas oleh negara.
‘’Ini soal kedaualatan wilayah. Negara tidak boleh bersikap lembek. Rakyat tentu di belakang negara untuk mempertahankan wilayah laut China selatan tersebut,’’ kata Syahganda.
Sebagai pimpinan tinggi lembaga negara, Syahganda menilai, bahwa LaNyalla merupakan pejabat pertama dan satu-satunya yang bicara lantang menolak dominasi Peking atau RRC selama dalam kurun waktu 8 tahun terakhir ini.
‘’Jadi, saya mengapresiasi sikap Pak LaNyalla yang konsen terhadap keutuhan kedaulatan dan wilayah NKRI itu,’’ kata Syahganda.
Bukan menjadi rahasia umum, bahwa Laut China Selatan adalah zona ekonomi eksklusif (ZEE) milik kedaulatan Republik Indonesia di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut. Dan pada 2017, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), negara menamai wilayah dengan luas 3.500.000 kilometer persegi itu dengan nama Laut Natuna Utara.
Laut ini juga memiliki kekayaan makhluk hidup yang mampu menopang kebutuhan pangan jutaan orang di Asia Tenggara, sekaligus cadangan minyak dan gas alam yang besar. Karena itu, jika tidak dipertahankan, wilayah tersebut akan lepas dari NKRI.
Seperti diberitakan, Menlu China, Wang Yi, memperingatkan negara-negara ASEAN agar tidak menjadi pion catur negara besar. Wang Yi menyampaikan pernyataan itu saat berpidato di Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Senin (11/7).
Pernyataan Menlu Wang Yi itulah yang memantik Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti untuk bersikap. LaNyalla justru meminta China melakukan instrospeksi atas klaim China terhadap kawasan Laut China Selatan yang disebut sebagai wilayahnya.
Sehingga, klaim China itu menimbulkan ketegangan di sejumlah negara di ASEAN. Karena sejumlah negara ASEAN menganggap bahwa klaim itu tidak sesuai dengan hukum internasional. Padahal, kawasan laut tersebut berada di wilayah NKRI. (adi/red)