Hadir di Seminar “Turn Back Stunting”, Bupati: Perlu Kolaborasi untuk Cegah Stunting

  • Bagikan
INGIN BEBAS STUNTING: Bupati Bojonegoro, Anna Mu'awanah berharap penanganan dan pencegahan stunting bisa berjalan baik. Setiap tahun, penurunannya juga berjalan maksimal.

INDOSatu.co – BOJONEGORO – Sektor kesehatan di era saat ini sudah masuk dalam dunia industri. Itu artinya, selain berkewajiban memberi pelayanan secara prima, lembaga kesehatan juga harus mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Karena itu, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai serta kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik. Dengan demikian, akan terjadi simbiosis mutualis dalam hal pelayanan antara institusi kesehatan dengan masyarajat yang membutuhkan pelayanan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah saat membuka Seminar Pencegahan Stunting yang diselenggarakan oleh RSUD Kepohbaru, Jumat (8/7). Seminar tersebut diharapkan melahirkan ide baru terkait pencegahan stunting di Bojonegoro. Tampak hadir mendampingi Bupati Anna, yakni Ani Pujiningrum, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Bojonegoro.

Baca juga :   Tunjang Performa Kinerja, Ciptakan Disiplin, Pemkab Lamongan Gelar Lomba PBB

Bupati Anna mengapresiasi apa yang dilakukan RSUD Kepohbaru. Manajemen RSUD Kepohbaru dinilai bisa menciptakan terjalinnya komunikasi dan kolaborasi yang baik dari semua pihak untuk penanganan stunting di Kabupaten Bojonegoro. ‘’Yang seperti ini (budaya, Red) harus terus dipupuk dengan baik,’’ kata Bupati Anna, Jumat (8/7).

Jika komunikasi dan kolaborasi terjalin dengan baik, Bupati Anna yakin akan tercipta suasana yang kondusif. Sehingga, kata dia, suasana kondusif itu akan menghasilkan kerja-kerja produktif yang bermanfaat untuk masyarakat. ‘’Jadi, budaya menciptakan suasana nyaman dan kondusif itu harus tetap dipelihara,’’ kata bupati perempuan pertama Bojonegoro itu.

Baca juga :   APBD 2022 Lamongan Berfokus Pada Ekonomi, Infrastruktur, dan Kesehatan

Sementara itu, Direktur RSUD Kepohbaru, Vera Agustina mengatakan, tenaga kesehatan maupun kader perlu dibekali pengetahuan tentang stunting lebih mendalam. Sebab, kata Vera, mereka merupakan ujung tombak pelayanan kepada masyarakat, sehingga pencegahan dan penanganan stunting diharapkan bisa dilaksanakan dengan baik, dan angka stunting di Bojonegoro penurunan setiap tahunnya dapat berjalan maksimal.

Baca juga :   Sayangkan Sikap Bupati, Sukur: Komunikasi Tidak Solutif Jadi Penyebab Warga Marah

“Karena untuk kepentingan itulah, pada kesempatan ini, kami mengadakan seminar pencegahan stunting dengan tema Turn Back Stunting sebagai upaya untuk pencegahan stunting dan konsultasi gizi anak bersama Suhasta Nova, dokter dari RSUD Kepohbaru,’’ terang Vera.

Sedangkan peserta seminar tersebut, terdiri dari dokter, bidan, perawat, serta kader kesehatan sejumlah 75 orang. Mereka datang dari Puskesmas Baureno, Gunungsari, Mejuwet, Kesongo, Kedungadem, Kepohbaru, Karangpilang, Modo (Kabupaten Lamongan), perawat, kader kesehatan, dan pegawai RSUD Kepohbaru. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *