Ke Jogja, AHY Singgah di Masjid Jogokariyan, Didoakan Keluarga Ponpes Al Munawir, Krapyak

  • Bagikan
DISAMBUT HANGAT JAMAAH: AHY (berdiri, pegang mik) mengisi dialog sore menjelang berbuka di Masjid Jogokariyan yang dihadiri ribuan jamaah menjelang salat maghrib dan bua puasa bersama.

INDOSatu.co – JOGJAKARTA – Kunjungan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Jogjakarta memilih dua lokasi penting pada Ramadan 1443 H, kali ini. Yang pertama, AHY memilih berbuka puasa di Masjid Jogokariyan dan kedua, bersilaturrahmi dengan keluarga besar Ponpes Al Munawir Krapyak.

Di Masjid yang terkenal dengan slogan kas selalu dikosongkan untuk berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan ini, AHY berhenti lebih kurang 500 meter dari masjid, karena jalan Jogokariyan menuju masjid sudah penuh sesak dengan para pedagang makanan dan masyarakat yang siap-siap berbuka. Kegiatan ini difasilitasi dengan nama ‘Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ)’.

Di Masjid Jogokariyan, AHY diterima takmir masjid Ustad Muhammad Jazir dan diminta untuk mengisi dialog sore menjelang berbuka. Di luar dugaan, Ustad Jazir bercerita bahwa, berdirinya Masjid Jogokariyan pada tahun 1966 ini, tidak lepas dari sumbangsih kakek AHY, almarhum Sarwo Edhie Wibowo.

Saat itu, kata Ustad Jazir, Sarwo Edhie memimpin pasukan RPKAD mengatasi pemberontakan PKI di Jogjakarta. “Kalau tidak ada Pak Sarwo Edhie, masjid (Jogokariyan) ini tidak bakal ada,” kata Ustad Jazir.

Sebagai monumen kenangan, pengurus Masjid Jogokariyan berencana membuat lift di masjid berlantai tiga ini dan menamainya lift Sarwo Edhie Wibowo. “Kami akan minta izin keluarga,” kata Ustad Jazir.

Baca juga :   Soal Imbauan Presiden Bergaya Hidup Mewah, Anwar Abbas: Bisa Picu Penyimpangan Tugas Negara

Saat diberi kesempatan bicara, AHY terlihat terharu mengetahui almarhum kakeknya ternyata dikenang sebegitu rupa oleh demikian banyak orang.

Kepada jamaah masjid yang didominasi kaum muda, AHY mengingatkan bahwa di tengah pertarungan ideologis seperti sekarang, pendidikan karakter menjadi penting dan pendidikan agama menjadi utama.

Menjawab pertanyaan Sudarmaji, warga setempat, tentang pengalaman mengesankan sebagai perwira TNI, AHY menjelaskan bahwa ia banyak mendapat pengalaman.

“Saya banyak mendapat pelajaran dari dunia militer tentang keberanian menjawab tantangan, jiwa korsa (solidaritas) dan kecepatan mengambil keputusan. Nilai-nilai itu saya bawa dalam perjuangan politik saat ini,” kata AHY dalam keterangannya kepada INDOSatu.co, Kamis (7/4).

Ketika waktu Maghrib tiba, tidak terdengar suara bedug, tapi sirine yang meraung nyaring, kemudian dilanjutkan azan. AHY berbuka puasa dengan teh manis sereh dan makan nasi yang dihasilkan sawah milik masjid, sama seperti yang dibagikan pada sekitar 3.000-an jamaah yang hadir.

Menjelang salat Maghrib, Ustad Jazir menjelaskan bahwa, biasanya ada dua atau bahkan tiga gelombang salat karena banyaknya orang yang ingin ikut berjamaah. AHY diberi jalan untuk salat di shaf depan.

Baca juga :   Ketua DPD RI: Rencana Aksi Pengentasan Kemiskinan Harus Konkret dan Fokus

Usai salat, AHY dikerumuni jamaah yang hendak swafoto. Seorang jamaah pria setengah baya menyalami, sambil berkata, “Mas, harapan kami Mas AHY bisa menjadi pemimpin yang tegas dan berani,” kata seorang jamaah. AHY tersenyum dan berkata, “Doakan yang terbaik ya Pak. Terima kasih.”

Usai dari Masjid Jogokariyan, putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu melanjutkan Safari Ramadan 1443 H di Yogyakarta dengan bersilaturahmi ke Ponpes Al Munawir Krapyak. AHY disambut langsung oleh Ibu Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal, istri almarhum Mbah Kyai Zainal, putra almarhum KH. Muhammad Munawir, pendiri pesantren bersejarah ini pada tahun 1911.

Semasa hidupnya alm. Mbah Kyai Zainal  dekat dengan Pak SBY dan dianggap gurunya. Sedangkan semasa hidupnya, almarhumah Ibu Ani Yudhoyono bersahabat baik dengan Bu Nyai Ida.

“Sudah lama saya ingin ke Krapyak, namun baru sekarang ada kesempatannya. Tadi pagi saya juga cerita ke Pak SBY bahwa akan mampir ke sini, beliau titip salam buat semuanya,” ucap AHY yang mengenakan baju Muslim dan sarung khas Yogya dengan motif parang.

“Alhamdulillah, waktu saya ditelepon Pak (Munawar) Fuad (Ketua Departemen 8 DPP PD) bahwa Mas AHY akan silaturahmi ke sini, saya sangat senang. Alhamdulillah masih ingat saya, dan alm. Mbah Zainal,” ujar Ibu Nyai di ruang tamu yang bersahaja, didampingi sejumlah pimpinan pondok pesantren.

Baca juga :   AHY: Menunda Pemilu, Bukti Indonesia sedang Tidak Baik-Baik Saja!

“Saya langsung buka-buka kitab, dan ketemu hadits. Rasulullah Saw pernah bersabda Mas, peliharalah sahabat-sahabat dari orang tuamu, insya Allah besok di hari kiamat bersinarlah wajahnya. Mudah-mudahan apa yang disabdakan Rasulullah Saw benar-benar terjadi,” sambung Ibu Nyai.”Silaturahmi menambah umur, menambah rezeki.”

Bu Nyai Ida bersama para kyai kemudian bersama-sama mendoakan almarhumah Bu Ani, mendoakan Ketum AHY serta mendoakan Indonesia agar menjadi negeri yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghaffur (makmur, baik dibawah lindungan Allah yang Maha Pengampun).

Pada kunjungan kali ini AHY didampingi, Wasekjen Agust Jovan Latuconsina, Kepala Departemen Agama dan Sosial DPP Partai Demokrat Munawar Fuad, Kabalitbang Tomi Satryatomo, Ketua DPD Partai Demokrat DIY Erlia Risti serta Sekretaris DPD Fuad Burhan.

Dari pihak ponpes, Bu Nyai didampingi pimpinan pengasuh ponpes KH. R. Abdul Hamid Abdul Qadir, Ketua Takmir Masjid Al Munawir Krapyak KH. Muhtarom Busyro, Imam Masjid Al Munawir Krapyak KH. Fuad Asnawi, Ketua Yayasan Al Munawir Krapyak KH. Fairuzi Afiq Dalhar. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *