PP Muhammadiyah Terima Kunjungan Dubes Ukraina untuk Indonesia

  • Bagikan
DISAMBUT HANGAT: Suasana silaturrahmi Dubes Ukraina untuk Indonesia, Vasyil Hamianin dan Sekretaris Kedutaan Besar Ukraina Svitlana Bondarenko di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta. (foto SuaraMuhammadiyah for INDOSatu.co)

INDOSatu.co – JAKARTA – Di saat militer Rusia terus menggempur berbagai penjuru Ukraina, sebagian diplomat Ukraina terus menggalang dan meminta dukungan internasional agar invasi Rusia ke Ukraina tersebut segera diakhiri.

Di Indonesia misalnya, di hari ke-14 invasi militer negara Beruang Merah ke Ukraina itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin bersama Sekretaris Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia Svitlana Bondarenko bersilaturrahmi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng Raya, dan secara daring dari Kantor PP Muhammadiyah Jogjakarta, Kamis (10/3).

Keduanya disambut langsung oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dan Koordinator Muhammadiyah, Aid Wachid Ridwan. Sedangkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni, dan Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto menghadiri secara daring.

Baca juga :   Kode Keras! Mahkamah Internasional Selidiki Kejahatan Perang Rusia-Ukraina

Dikutip dari website SuaraMuhammadiyah, Kepada Duta Besar, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa rakyat Ukraina.

Haedar berempati dan bersimpati pada bangsa Ukraina yang saat ini mengalami musibah. Ada macam-macam yang mengatakan ini sebagai invasi, agresi, atau operasi militer.

“Tapi apapun yang terjadi dan yang dialami rakyat Ukraina, itu adalah tragedi kemanusiaan yang tidak boleh terjadi di dunia modern yang gencar menjunjung penghargaan terhadap hak asasi manusia, global etik yang tinggi, dan nilai-nilai luhur peradaban antar bangsa,” kata Haedar.

Haedar berharap, peran PBB bertindak tegas agar tragedi serupa tidak terjadi di tempat lain. Pemerintah Indonesia juga diharapkan Haedar berperan aktif mengupayakan resolusi konflik sesuai dengan prinsip bebas dan aktif. Tidak ada alasan, kata Haedar, untuk meneruskan agresi yang merupakan warisan masa lalu peradaban dekstuktif.

Baca juga :   Ketua Partai Arab di Israel: Masjidil Aqsa Milik Muslim

“Terakhir, saya yakin Tuhan tidak pernah merestui atau mengizinkan sekaligus akan murka jika bangsa-bangsa di dunia masih mengedepankan agresi dan tindakan yang mengedepankan kerusakan. Dunia ini terlalu sempit untuk kancah agresi dan neo-kolonialisme dalam bentuk apapun, di mana Indonesia pernah merasakan betul penderitaannya,” pungkas Haedar.

Merespon pernyataan Haedar, Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin berharap dukungan moril dari Muhammadiyah. Apalagi, konflik yang terjadi juga ikut mengancam eksistensi kaum muslimin Ukraina yang terdiri dari beragam suku. Diantaranya suku Tatar, Turk, Azerbaijan, hingga Chechnya.

Baca juga :   Keuangan Vatikan dalam Sorotan. 10 Orang Akan Diadili

“Semoga dialog ini memperbaiki dan membawa kedamaian bagi tanah kami. Tidak ada seorang pun mampu melihat tragedi seperti ini,” pungkas Hamianin.

Sementara itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengungkapkan, bahwa Muhammadiyah pernah berkunjung ke Kiev, Ukraina pada Oktober 2018 guna bertemu dengan berbagai organisasi Islam lokal dan membicarakan sejumlah kerja sama.

Terkait konflik yang saat ini tengah terjadi, Abdul Mu’ti juga menyebut rencana Muhammadiyah untuk memberikan bantuan kepada korban perang melalui lembaga bantuan internasional milik Persyarikatan, Muhammadiyah Aid.

“Kami berdoa agar rakyat Ukraina berjuang mempertahankan tanah mereka dan menemui kehidupan yang damai,” tutupnya. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *