Menko PMK: Santri Harus Kuasai Ilmu Pengetahuan dengan Kunci 5C

  • Bagikan
JAGA KESEIMBANGAN: Menko PMK RI, Muhadjir Effendy sedang meletakkan batu bata pertama sebagai simbol dimulainya pembangunan asrama Ponpes Modern Al Kautsar Muhammadiyah, di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

INDOSatu.co – PADANG – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta kepada para santri agar menguasai ilmu pengetahuan. Hal itu penting dalam menghadapi tantangan zaman, sekaligus persaingan di era revolusi industri 4.0.

“Tahfidz Qur’an itu bagus. Menguasai ilmu akhirat itu bagus, tapi kuasai juga ilmu pengetahuan. Jangan hanya satu, dua-duanya harus kita kuasai,” tutur Menko PMK saat memberikan sambutan sebelum melakukan peletakan batu pertama bangunan asrama Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar Muhammadiyah di Kabupaten Lima Puluh Kota, Jumat (4/3).

Baca juga :   Jalin Silaturrahmi, Menko PMK Kunjungi Masjid Satu-Satunya di Hanoi

Di antara ilmu pengetahuan yang wajib dikuasai, yaitu matematika dan bahasa. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan bahwa, matematika sangat berguna sebagai dasar untuk menguasai berbagai bidang dalam merebut era 4.0. Begitu juga bahasa, sangat penting sebagai alat komunikasi.

Menurut Menko PMK, ada 5 (lima) C yang menjadi kunci dalam mendidik generasi bangsa. Pertama, critical thinking atau melatih anak-anak berpikir kritis. Kedua, creativity and innovation atau mengajarkan kreatif dan inovatif. Ketiga, communication skill atau kemampuan berkomunikasi. Keempat, collaboration karena yang dibutuhkan dunia saat ini bukanlah kompetisi, melainkan kolaborasi. Kelima, confident atau pentingnya membangun percaya diri khususnya bagi para santri.

Baca juga :   Buya Syafii Ma'arif Tutup Usia, Menko PMK: Indonesia Kehilangan Bapak Bangsa

“Anak-anak di pesantren itu harus diberikan ruang. Beri mereka keleluasaan untuk bisa menguasai dunia. Agama juga mengatakan, kalau kita ingin mendapatkan dunia, maka kita akan mendapatkan itu, tapi kuasai ilmunya,” cetus Muhadjir.

Pada momentum peletakan batu pertama bangunan asrama seluas 31×10 meter dan terdiri dari 3 lantai dan 9 ruangan hingga menghabiskan anggaran Rp 3,7 miliar itu, Menko PMK didampingi Bupati Lima Puluh Kota, Syafaruddin Datuak Bandaro Radjo serta Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar Solfasa. Hadir pula, Kacabdin Wilayah IV Asricun, Kepala Perwakilan BI Sumbar Wahyu Purnama, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sumbar Yusri, serta seluruh jajaran pejabat Muhammadiyah di Yogyakarta.

Baca juga :   Buka LK-II Tingkat Nasional, Bupati Ingin HMI Jadi Transformasi Generasi Muda

Muhadjir berpesan kepada para pengurus pondok pesantren untuk menjaga keseimbangan pendidikan antara pendidikan dasar keislaman dan keindonesiaan. Diharapkan, jangan terlalu keislaman, tetapi juga jangan terlalu keindonesiaan.

“Jagalah kesimbangan pendidikan kita. Terlalu keislaman tidak bagus, terlalu keindonesiaan juga tidak bagus. Karena kita islam dan kita tinggal di Indoensia, dua-duanya harus imbang,” tandasnya. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *