INDOSatu.co – ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kini harus menguras energi untuk membantu penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina. Erdogan perlu membantu mencari solusi terbaik atas konflik kedua negara tersebut, karena Turki memang punya hubungan baik dan bersahabat dengan keduanya.
Karena itu, tak heran bila Erdogan mengaku bahwa Turki tak bisa berpaling dari Rusia atau pun Ukraina. Demikian menurut penyiar NTV dan lainnya yang mengutip presiden pada Rabu waktu setempat.
Dikutip dari Reuters, selain mengupayakan perdamaian bagi Rusia dan Ukraina, Erdogan juga mengkritik upaya diplomasi Negara Barat dengan Moskow yang dinilainya berjalan stagnan. Hanya menghasilkan sedikit kemajuan.
Berbicara kepada media dalam perjalanan pulang dari Afrika, Erdogan mengulangi tawarannya untuk menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina agar konflik tersebut tidak mamakan korban jiwa sangat besar. Erdogan menilai, perang tak menyelesaikan masalah.
Kata Erdogan, Turki yang merupakan anggota NATO dan menjalin hubungan baik dengan keduanya akan mengambil inisiatif dan sebuah langkah yang tidak membahayakan hubungan bilateral mereka.
“Turki tidak mungkin meninggalkan keduanya (Rusia dan Ukraina, Red),” katanya seperti dikutip sejumlah penyiar Turki.
Tujuan Turki, kata Erdogan, yaitu akan mengambil sebuah langkah yang, Insya Allah, akan menyelesaikan masalah keduanya tanpa meninggalkan salah satunya. “Kedua negara tersebut adalah sahabat Turki,” kata Presiden yang pernah berkunjung ke Aceh saat tsunami 2004 itu.
Karena itu, Erdogan meminta Rusia dan Ukraina agar melanjutkan perundingan dan mengatakan NATO harus ‘menentukan sikapnya’ setelah KTT pada Rabu.
Pengakuan Rusia atas dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur pekan ini langsung mengundang reaksi serta kemungkinan sanksi dari negara-negara besar Barat.
Turki yang berbatasan dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, pada dasarnya menentang sanksi tersebut, namun Erdogan juga menyebut langkah yang diambil Rusia tidak dapat diterima. (za/red)