Akomodasi Banyak Perempuan, Puan Apresiasi PBNU Era Gus Yahya

  • Bagikan
APRESIASI PBNU: Ketua DPR RI, Puan Maharani menyambut baik banyaknya unsur perempuan yang masuk dalam kepengurusan PBNU periode 2022-2027.

INDOSatu.co – JAKARTA – Langkah Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengakomodasi kalangan unsur perempuan dalam kepengurusan PBNU masa khidmah 2022-2027 diapresiasi ketua DPR RI, Puan Maharani.

Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan Rais Aam Miftachul Akhyar dan Ketua Umum Yahya Cholil Staquf, Puan mengaku menyambut baik dan berharap PBNU dan lembaga yang dipimpinnya bisa meningkatkan kerjasama dalam kerja-kerja untuk pemberdayaan perempuan.

Baca juga :   Bukan Sekadar Agenda, Ketua Umum PBNU Tegaskan R20 sebagai Gerakan Global

Menurut Puan, sejarah baru di kepengurusan PBNU ini merupakan terobosan yang sangat membanggakan, khususnya bagi kaum perempuan Indonesia.

“Selama ini kita tahu bahwa kaum perempuan sudah mendapat ruang cukup besar di lembaga pendidikan pesantren NU. Dengan masuknya perempuan dalam kepengurusan PBNU yang baru, ini adalah sebuah terobosan yang sangat membanggakan,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/1).

Baca juga :   Sambut Peserta R20, Ketum PBNU: Selamat Datang di Tanah Hindu di Negeri Mayoritas Muslim

Dia berharap, dengan masuknya sejumlah perempuan dalam kepengurusan PBNU yang baru, akan semakin memberi warna tersendiri. Sehingga, kata dia, NU untuk terus memberi manfaat keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan.

Dia mengungkapkan bahwa upaya mengakomodasi perempuan di PBNU adalah bukti bahwa seluruh elemen bangsa mempunyai semangat yang sama untuk memperjuangkan emansipasi perempuan.

Baca juga :   Kampanye Terakhir di Solo, Mega dan Puan Hadir, Ganjar Orasi Politik, Mahfud Pimpin Doa

“Jadi, kita tahu dalam politik sudah ada aturan baku keterwakilan perempuan. Meski tidak ada aturan yang mengikat bagi lembaga keagamaan untuk merapkan hal serupa, tapi PBNU telah melakukannya,” ujar Puan.

“Sikap akomodatif Ini sangat perlu diapresiasi, bukan hanya oleh kaum Nahdliyin, tapi oleh seluruh bangsa Indonesia,” imbuh Puan. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *