INDOSatu.co – JAKARTA – Rencana pembangunan pabrik drone antara Indonesia dan Turki mendapat sambutan hangat DPR RI. Anggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh mengaku mendukung kerja sama tersebut karena bisa memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia.
“Bagus (kerja sama, Red) itu. Kami mendorong agar pemerintah menindaklanjuti secara serius rencana tersebut,” tutur Oleh Soleh dalam keterangan tertulis kepada wartawan di Jakarta, Ahad (16/2).
Ada empat kerja sama yang menjadi perhatian Komisi I, yaitu kerja sama strategis di bidang industri pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dan Sekretariat Industri Pertahanan Kepresidenan Republik Turki, dan perjanjian joint venture antara Republikorp dan Baykar untuk pembuatan pabrik drone di Indonesia.
Selain itu, juga nota kesepahaman antara Turkish Radio Television Corporation (TRT) dan lembaga penyiaran publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) di bidang keradioan, serta perjanjian kerja sama antara Anadolu Ajansi (AA) dan Kantor Berita Antara Indonesia.
Soleh mengatakan, pihaknya mendukung penuh kerja sama dua negara itu. Khususnya terkait pengembangan industri pertahanan dan pembangunan pabrik drone. Saat ini drone sudah menjadi salah satu peralatan perang canggih yang banyak digunakan oleh negara-negara di belahan dunia.
Legislator asal Dapil Jawa Barat XI itu berpendapat hubungan kerja sama antara RI dan Turki selepas pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Recep Tayyip Erdogan bisa memperkuat hubungan kedua negara.
Menurut Soleh, jika rencana pembangunan pabrik drone militer bisa terealisasi, maka diyakini akan menguntungkan kedua negara dalam memperkuat alutsista. Politisi Fraksi PKB itu menyatakan bahwa, potensi kedua negara dalam pengembangan drone untuk alutsista bisa menghasilkan peralatan canggih yang dapat bersaing, bahkan mengungguli negara lain.
“Terkait skema pembangunan maupun penentuan lokasi pembangunan pabrik, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah,” beber pria kelahiran Kota Tasikmalaya itu.
Soleh mengatakan, jika pembangunan pabrik drone nantinya melibatkan pihak swasta, dia meminta dilakukan persiapan matang dan kajian secara komprehensif.
“Soal teknis ini kan kita percayakan kepada pemerintah Indonesia dengan Turki. Kita juga kan belum tahu spesifik kerja samanya seperti apa. Apakah melibatkan swasta atau tidak? Kalau misalkan melibatkan pihak swasta, kan juga perlu dibicarakan secara komprehensif ya,” ungkapnya.
Soleh mengatakan, kerja sama dua negara itu harus menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.
“Kerja sama itu diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pertahanan, termasuk alutsista Indonesia. Semuanya itu juga harus bermuara pada peningkatan minimum essential force Indonesia,” paparnya.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo dan Erdogan melakukan pertemuan bilateral dan membahas sejumlah hal. Dari pertemuan tersebut dilahirkan 13 kesepakatan di berbagai bidang. (*)