Longsor, 22 Warga Meninggal, Pekalongan Darurat Bencana 14 Hari

  • Bagikan
DUKA NASIONAL: Pencarian para korban longsor di Desa/ Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan akibat tanah longsor terus berlangsung. Hingga kini terdapat 21 orang yang dinyatakan meninggal dunia dan berbagai fasilitas umum juga rusak parah.

INDOSatu.co – PEKALONGAN – Bencana tanah longsor terjadi Desa Kesimpar, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada Senin, 20 Januari 2025 sekitar pukul 17.30 WIB. Longsor terjadi usai wilayah tersebut diguyur hujan lebat saat siang hari dan menyebabkan banjir bandang.

Bencana longsor ini membuat 27 rumah rusak berat, Selain itu, lima jembatan juga rusak, tiga akses jalan terganggu karena tergenang air, dan tanggul jebol. Hingga kini, petugas BNPB dan BPBD setempat terus melakukan upaya pencarian warga yang belum ditemukan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, pada Kamis, 23 Januari 2025 mengungkapkan, ada 159 orang yang harus mengungsi. Korban meninggal dunia karena bencana ini dilaporkan sejumlah 22 orang menurut data per Rabu (22/1).

Baca juga :   Bukti Kuat, Hamdan Zoelva Optimistis MK Kabulkan Gugatan Anies-Muhaimin

Selain itu, tim SAR gabungan juga masih mengupayakan pencarian untuk 5 orang hilang. Selain penemuan korban jiwa, data korban hilang dilakukan pengurangan karena nama yang awalnya tercantum telah ditemukan dalam keadaan hidup.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC untuk mengantisipasi cuaca yang lebih ekstrem. Penggunaan TMC ini juga dilakukan agar pencarian korban hilang lebih maksimal karena memiliki waktu lebih lama dan tidak terhalang cuaca.

Nana Sudjana, Penjabat Gubernur Jawa Tengah mengungkapkan jika selama seminggu terakhir, turun hujan sangat lebat dengan intensitas tinggi.

Baca juga :   Di-Support Para Senior Partai Golkar, Airlangga: Target Kursi Golkar 116-120

“Operasi TMC ini diharapkan bisa membantu meminimalkan cuaca ekstrem agar proses pencarian tidak terganggu,” ujar Nana. TMC mulai dilakukan hari ini, Kamis, 23 Januari 2025. Untuk proses penanganannya, akan melibatkan 1.300 personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, PMI, SAR, Satpol PP, dan bantuan dari relawan.

Pemerintah Kabupaten Pekalongan resmi menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari kedepan. Status ini sudah dirilis sejak penemuan korban meninggal dunia ke-17 yang berhasil dievakuasi.

“Terhitung dari tanggal 21 Januari hingga 4 Februari 2025 Pemkab Pekalongan tetapkan status darurat bencana,” kata Bupati Pekalongan Dr.Hj Fadia Arafiq, S.E.,M.M pada Selasa, 21 Januari 2025 saat kunjungan ke lokasi bencana.

Baca juga :   Fadel Muhammad Jamin Tidak Ada Demokrasi Tanpa Kontrol Sosial dari Masyarakat

“Dan kami telah menyiapkan posko di masing-masing 4 kecamatan terdampak longsor yaitu Petungkriyono, Lebakbarang, Paninggaran dan Kandangserang,” imbuhnya. “Total ada 11 kecamatan dari hulu hingga hilir yang terdampak longsor dan banjir bandang,” ujar Bupati Fadia. Posko bencana juga disiapkan Pemkab untuk masing-masing kecamatan.

Bupati Pekalongan juga menyatakan telah meminta dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Pasalnya saat ini, beberapa akses untuk menuju daerah paling terdampak dalam kondisi putus.

BNPB telah memberikan bantuan penanganan darurat bencana senilai Rp289.500.00. Dana tersebut untuk operasional sebanyak Rp 200 juta, sembako 200 paket, dan makanan siap saji untuk 100 paket. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *