Jarak Terlalu Jauh, Peziarah Enggan Naik Becak, Abang Becak Protes DLH P Tuban

  • Bagikan
KORBAN RUTE BARU: Puluhan abang becak mengeluh terkait kebijakan DLH P terkait rute baru pengakutan para peziarah Makam Sunan Bonang dari terminal Bus. ke lokasi makam.

INDOSatu.co – TUBAN – Sejumlah abang becak di kawasan makam Sunan Bonang, Kabupaten Tuban mengeluhkan pemberlakuan rute baru oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH-P) Kabupaten Tuban. Kebijakan yang mulai diterapkan hari ini (2/1) ini dinilai menyulitkan para pengayuh becak, terutama yang berusia lanjut.

Berdasarkan kebijakan baru tersebut, rute perjalanan pengantar peziarah kini harus memutar melalui Kebonsari, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Pemuda, dan berakhir di pintu masuk sebelah barat makam Sunan Bonang. Sementara itu, penjemputan dilakukan melalui pintu Museum Kambang Putih, melewati Jalan Lukman Hakim hingga perempatan Karang Waru, sebelum kembali ke parkiran bus.

Baca juga :   Kesengsem Tenun Tali Ikat, Khofifah Usulkan Parengan Jadi Desa Devisa

Andik, salah seorang tukang becak yang ditemui INDOSatu.co di kawasan tersebut, mengungkapkan rasa keberatannya. Dia protes keras dengan kebijakan tersebut.

“Jaraknya jadi terlalu jauh. Kami, terutama yang sudah tua, merasa sangat keberatan karena harus mengayuh lebih lama. Selain itu, penghasilan kami tidak sebanding dengan usaha yang dikeluarkan,” keluhnya.

Senada dengan Andik, Sukriyamat, abang becak lainnya, juga menyampaikan keluhan serupa. Dia menilai, rute baru ini memang lebih tertib, tapi para abang becak yang sudah tua menjadi kesulitan. ”Apalagi, jarak yang jauh membuat banyak penumpang enggan menggunakan jasa becak. Ini jelas mengurangi pendapatan kami.” kata Sukriyamat.

Baca juga :   Sikapi Pilkada Bojonegoro 2024, Mbah Naryo Berharap Muncul Banyak Calon

Di sisi lain, Kepala DLH-P Tuban, Bambang Irawan, menjelaskan bahwa perubahan jalur ini bertujuan untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan kenyamanan para peziarah.

“Kami memahami adanya keberatan dari para abang becak, tetapi kebijakan ini dirancang untuk kepentingan yang lebih luas. Kami akan mencari solusi agar para tukang becak tetap dapat menjalankan pekerjaannya dengan lebih mudah,” jelas Bambang.

Baca juga :   Ratusan SOTH dan Selantang Diwisuda, Bupati Yuhronur Minta agar Tetap Produktif

Meski demikian, para abang  becak berharap pemerintah dapat mengevaluasi kembali kebijakan ini dan mencari alternatif jalur yang lebih ramah bagi mereka. Mereka juga mengusulkan adanya dialog atau pertemuan untuk membahas solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *