INDOSatu.co – BOJONEGORO – Jika tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, pemukiman warga Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur, bakal dikepung banjir. Apalagi, kondisi arus sungai terpanjang di pulau Jawa itu terus mengancam, seiiring curah hujan yang tinggi dalam bulan ini.
Hal itu terjadi karena tanggul Bengawan Solo di desa tersebut sudah longsor, dan kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, longsornya sudah mencapai 2,5 meter dan lebarnya mencapai 7 meter. Jarak antara bibir sungai Bengawan Solo yang longsor dengan pemukiman warga, juga tinggal 2 meter saja.
Berdasar pantauan wartawan INDOSatu.co di lokasi, kondisi longsor itu sebenarnya sudah diketahui sejak satu bulan lalu oleh pihak pemerintah desa (Pemdes) desa setempat. Longsor yang semula hanya 10 cm saja, kini sudah melebar dengan kedalaman mencapai 2,5 meter.
Kepala Desa Kanor, Jono mengatakan, terkait dengan longsor tanggul desa di bantaran Bengawan Solo itu, pihaknya mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pemkab Bojonegoro.
“Kita sudah melaporkan kejadian ini ke BBWS dan pemkab. Rencananya, hari ini petugas BBWS akan meninjau lokasi longsor,” kata Jono kepada INDOSatu.co, Senin (6/12).
Jono mengungkapkan, longsornya tanggul itu terjadi karena saat pembangunan tanggul pada tahun 2011 silam, pihak BBWS tidak memasang pancang paku bumi. Padahal, panjangnya tanggul ini sejauh 80 meter. “Itulah yang mungkin menyebabkan tanggul menjadi ambles dan mengancam pemukiman warga,” kata Jono.
Sementara itu, sebanyak tujuh kepala keluarga (KK) pemukimannya menjadi terancam. Sebab, lokasi longsor dengan pemukiman warga kini hanya berjarak sekitar dua meter saja. Hal itu diperparah dengan kondisi tanah yang rawan, sehingga mempermudah longsor menjadi semakin meluas,
“Jika ini tidak segera ditangani, sudah dipastikan sebanyak tujuh kepala keluarga akan direlokasi ke tempat yang lebih aman”, ungkap Jono. (*)