AHY Dianggap Omong Kosong, Moeldoko Maafkan Kader yang Dikhianati

  • Bagikan
AJAK BERJUANG BARENG: Juru Bicara Partai Demokrat KLB Deli Serdang, Muhammad Rahmad mengungkapkan, Kubu Moeldoko sudah memaafkan para kader Demokrat Riau meski mereka pernah membela dan sekarang dikhianati AHY.

INDOSatu.co – JAKARTA – Pasca Musda ke-V Partai Demokrat Riau yang ricuh dengan disertai pembakaran atribut partai, membuat Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi sorotan tajam.

AHY dianggap mempertontonkan demokrasi abal-abal di Provinsi Riau. Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat di Riau itu ditengarai menggunakan tangan besi, dan tidak mengikuti AD/ART serta mengangkangi hak hak konstitusi anggota.

Sorotan itu datang dari seteru Partai Demokrat hasil KLB Deli Serdang. Melalui Juru Bicaranya, Muhammad Rahmad, Kubu AHY dinilai arogan dalam memimpin partai.

Menurut AD/ART Partai, kata Rahmad, seorang Ketua DPD bisa saja diganti sebelum masa jabatannya, dengan sebab-sebab khusus. Penggantian itu dilakukan dalam forum Musyawarah Daerah Luar Biasa atau disebut Musdalub.

Baca juga :   Bebas dari LP Sukamiskin, Anas Pastikan Bikin Kejutan. Rahmad: Urusannya dengan SBY

Jika penggantian dilakukan ketika SK masa jabatan akan berakhir, maka penggantian dilakukan dalam forum Musyawarah Daerah atau disebut Musda.

Yang dilakukan DPP Demokrat AHY di Riau, kata Rahmad, adalah mengganti Ketua DPD melalui forum Musyawarah Daerah (Musda). Padahal, masa jabatan Asri Auzar, Ketua DPD Petahana itu  sampai Oktober 2022. Menurut AD/ART, kata dia, seharusnya dilakukan di forum Musdalub, bukan Musda.

Sebelum dilengserkan oleh AHY, ungkap Rahmad, Asri Auzar adalah Ketua DPD Demokrat Riau yang paling lantang membela AHY dan menghujat KLB Deli Serdang.

Namun setelah dilengserkan AHY tanpa sebab yang jelas, kata Rahmad, Asri Auzar mengutuk orang yang melengserkannya, dan menyesal mendukung AHY, serta menyatakan keluar dari Partai Demokrat. Langkah itu juga diikuti oleh sederetan petinggi Partai Demokrat DPD Riau.

Baca juga :   Soal Penetapan Dirjen Daglu Tersangka, Lieus: Jika Punya Rasa Malu, Menteri Harusnya Mundur

“Saudara kami di Riau ini akhirnya sadar juga setelah diperlakukan semena-mena, otoriter,  dan tidak adil oleh AHY. Cerita AHY tentang demokrasi di Partai Demokrat hanya omong kosong. Prakteknya bertolak belakang dengan yang diucapkan. AHY kembali mempertontonkan praktek ala Hitler di Partai Demokrat,” kata Rahmad.

Lebih lanjut Rahmad menjelaskan, perilaku AHY yang semena-mena, otoriter dan tidak adil kepada kader partai itulah yang diperjuangkan oleh kader-kader Partai Demokrat di KLB Deli Serdang.

“Kami sangat memahami luka dalam yang dirasakan Asri Auzar di Riau. AHY telah membalas loyalitas Asri Auzar yang “bertukus lumus” membela dia melawan KLB Deli Serdang, kemudian dibuang AHY begitu saja di pinggir jalan seperti anak buangan. Jerih payah Asri Auzar membesarkan Demokrat di Riau dan loyalitasnya kepada AHY dianggap tak ada nilai oleh AHY,” kata Rahmad.

Baca juga :   Sejarah Kelam Partai Demokrat Terjadi Justru Ketika Dipimpin SBY dan AHY

Yang dialami Asri Auzar di Riau, ungkap Rahmad, hanyalah sebagian contoh kecil. Kader-kader Demokrat yang lain sudah lebih dahulu mengalaminya.

Karena itu, kata Rahmad, meski Asri Auzar dan teman-teman Partai Demokrat di Riau yang dulu sangat lantang menyerang kubu Moeldoko dan KLB Deli Serdang, hal itu tidak membuat kubu Moeldoko merasa dendam. Moeldoko justru telah membuka pintu maaf untuk mereka. “Kami membuka pintu jika ingin bergabung dalam barisan KLB Deli Serdang,” kata Rahmad. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *