Antisipasi Bencana, Bupati Tuban Buka Simulasi Darurat di PT TPPI dan Pertamina Patra Niaga

  • Bagikan
ANTISIPASI RESIKO BENCANA: Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menyalami peserta simulasi Penanganan Darurat Bencana PT TPPI dan PT Pertamina Patra Niaga, Kamis (19/9).

INDOSatu.co – TUBAN – Bupati Tuban, Jawa Timur , Aditya Halindra Faridzky, membuka kegiatan Simulasi Penanganan Darurat Bencana Kegagalan Teknologi Industri yang melibatkan PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) dan PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tuban, Kamis (19/9).

Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi relawan penanggulangan bencana BPBD Kabupaten Tuban. Simulasi ini dilaksanakan di tiga lokasi berbeda, yaitu pintu masuk utama PT TPPI, serta area pemukiman di Desa Remen dan Desa Tasikharjo. Kedua desa tersebut merupakan wilayah ring 1 dari PT TPPI dan PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tuban.

Mas Lindra, sapaan akrab Bupati Tuban, mengungkapkan bahwa berdasarkan kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2023, Kabupaten Tuban memiliki Indeks Risiko Bencana dengan skor 131,91, yang masuk dalam kategori Kelas Risiko Bencana Sedang. Karena itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi bersama seluruh pihak terkait dalam upaya penanggulangan bencana.

Baca juga :   Hadiri Festival Layang-Layang, Bupati Tuban Singgung Filosofi Hidup Gotong Royong

“Tujuannya adalah untuk secara bertahap menurunkan Indeks Risiko Bencana,” ujarnya.

Bupati Tuban juga menegaskan, tanggung jawab terkait penanggulangan bencana bukan hanya berada di pundak pemerintah, tetapi merupakan kewajiban semua pihak. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pemkab Tuban memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terus meningkatkan kepedulian dan kepekaan terhadap isu kebencanaan.

Pemkab Tuban bersama stakeholder terkait terus mendorong peningkatan kualitas penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. Upaya ini dilakukan dengan mengintegrasikan penanggulangan bencana sebagai prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah.

Baca juga :   Konflik Unigoro-Pemdes Kalirejo, Welly: Kami akan All Out TKD Itu Kembali ke Desa

Selain itu, penetapan regulasi mengenai penanggulangan dan pengurangan risiko bencana juga dilakukan melalui peraturan daerah. Langkah lain yang ditempuh adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Keluarga Tangguh Bencana.

Mas Lindra juga berpesan, agar seluruh peserta simulasi mengikuti kegiatan dengan penuh tanggung jawab dan serius, seolah-olah sedang menghadapi bencana nyata. Pelatihan ini, menurutnya, adalah bekal yang sangat berharga bagi masyarakat untuk mengurangi risiko bencana.

“Kami ucapkan terima kasih kepada PT TPPI dan Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tuban atas kolaborasinya dalam kegiatan ini,” ungkapnya.

Baca juga :   Berharap Lancar, KPU Tetap Gelar Debat Publik 13 November di Eastern Hotel

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban, Dr. Drs. Sudarmaji, MM., menjelaskan bahwa sebanyak 500 personel gabungan dikerahkan dalam simulasi ini. Selain itu, sejumlah armada seperti truk pemadam kebakaran, mobil evakuasi, dan ambulans juga turut dikerahkan.

Sudarmaji menambahkan, simulasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan, sekaligus memberikan pedoman dalam pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat bencana, khususnya yang berkaitan dengan kegagalan teknologi industri.

“Di antaranya adalah pengarahan masyarakat ke Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA) di Desa Remen dan Tasikharjo,” jelasnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *