Apel Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi, Pengamat Militer: Bisa Pancing Amarah Publik.

  • Bagikan
BAHAS AKHIR JABATAN JOKOWI: Pengamat Militer Unas Salamat Ginting (kiri) dan Hersubeno Arief.

INDOSatu.co – JAKARTA – Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi yang akan pada 22 September di Tugu Proklamasi, Jakarta, dinilai sebagai sikap menantang publik. Cara dan model seperti itu dipastikan akan menggugah civil society untuk membuat tandingan.

Terbukti, beberapa elemen masyarakat, terutama mahasiswa, sudah mulai merespon untuk membikin aksi tandingan, juga akan menggelar aksi serupa di Tugu Proklamasi, sebelum loyalis Jokowi menggelar acara pada 22 September mendatang.

Pernyataan tersebut disampaikan Pengamat Militer Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Salamat Ginting yang dikutip INDOSatu.co dari Potcast Hersubeno Point, Jumat (13/9).

Baca juga :   Soal Calon dari PDIP, Hasan Nasbi: Peluang Puan Maharani Lebih Besar Ketimbang Ganjar

Bahkan, menurut Salamat Ginting, mahasiswa dari berbagai elemen kampus akan melakukan aksi yang lebih besar sepekan sebelum tanggal 22 September nanti. Mereka datang untuk menyambut kegiatan yang dinilai justru menciptakan instabilitas kondisi negara yang sedang tidak baik-baik saja ini.

Salamat Ginting juga menyayangkan rencana unjuk massa Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi tersebut. Padahal, sebentar Jokowi akan lengser pada 20 Oktober 2024. Ginting menengarai Presiden Joko Widodo dinilai semakin panik diujung kekuasaannya yang tinggal menghitung hari.

Baca juga :   Diklaim Jokowi Petinggi Demokrat Sering Bertemu Malam Hari, Syarief: Itu Pernyataan Keliru

”Buat apa belain Jokowi sampai mati, padahal tinggal sebulan lagi sudah selesai. Masa jabatannya (presiden, Red) juga sudah expired,” kata Salamat Ginting.

Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto. Hari merespon rencana Presiden Jokowi mengumpulkan Kapolda hingga Kapolres di IKN pada hari ini, Kamis (12/9) kemarin.

“Karena kepanikannya, Jokowi membutuhkan update situasi kekinian terkait keamanan dirinya dan keluarga,” kata Hari kepada kepada wartawan, Kamis (12/9).

 

KOMPAK: Presiden Jokowi (kanan) bersama Pratikno, Mensesneg di Ibu Kota Nusantara (IKN) belum lama ini.

Menurut Hari, kondisi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja membuat Jokowi sudah tidak lagi memiliki kepercayaan diri, sehingga harus mengasingkan diri, meskipun dengan seribu alasan dengan dibalut kepentingan IKN.

Baca juga :   Jemaah Haji Khusus Tak Dapat Tenda saat Wukuf, Timwas Haji: Kemenag Harus Berbenah Total

“Raja Jawa sedang berperang dengan dirinya sendiri. Karena perbuatan dan tindakannya tidak sesuai dengan kenyataan,” tutur Hari.

Hari menilai, Jokowi harus menanggung semua sebab akibat di akhir pemerintahannya. Bahwa, tidak ada kawan abadi, yang ada hanya kepentingan abadi.

“Dan itulah cermin Jokowi hanya mengutamakan kepentingan dengan segala tipu muslihatnya, dan rakyat yang menjadi korban atas nama kesederhanaan,” pungkas Hari. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *