Dua Tanggul Bengawan Solo di Kanor, Bojonegoro Rawan Jebol

  • Bagikan
BERHARAP PERBAIKAN: Kondisi tanggul di Dusun Puncel, Desa Pilang, Kanor, Bojonegoro makin hari kian mengkhawatirkan karena rawan jebol.

INDOSatu.co – BOJONEGORO – Dua tanggul di bantaran Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro kondisinya kian parah. Warga khawatir, jika kondisi permukaan air sungai Bengawan Solo naik, dua tanggul itu jebol dan membuat banjir besar, yang akan menerjang pemukiman warga sekitar.

Dua titik tanggul yang rawan longsor tersebut berada di Dusun Puncel, Desa Pilang, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Dua tanggul itu sebenarnya sudah lama diusulkan untuk diperbaiki.

Baca juga :   Soal Relokasi Pedagang, Nurul: Penutupan Pasar Dilakukan secara Senyap

Namun, karena lamanya penanganan, membuat kondisi tanggul kian parah longsornya. Jika sebelumnya luas longsor tanggul hanya mencapai lima meter, namun dengan kondisi permukaan sungai Bengawan Solo yang naik-turun membuat luas longsor kini menjadi sekitar 15 meter dengan kedalaman sekitar delapan meter.

Tanggul yang juga dimanfaatkan warga sebagai akses jalan untuk mengangkut hasil pertanian itu, membuat para petani di dusun tersebut khawatir. Sebab, jika dua titik tanggul ini jebol, maka dipastikan beberapa desa di Kecamatan Kanor akan banjir besar.

Baca juga :   Terkait Masa Jabatan Kades, Bupati Yuhronur Segera Terbitkan SK Perpanjangan

Sementara ini, yang bisa dilakukan pemerintah desa adalah menggandeng warga untuk bergotong royong memperkuat tanggul dengan memasang tiang bambu sebagai penahan dari gerusan air sungai.

Menurut Nahuwam, warga sekitar, rusaknya tanggul itu sudah lama terjadi, namun Pemkab Bojonegoro kurang merespon laporan warga terkait kondisi tanggul tersebut, sehingga makin lama kondisinya kian parah.

Baca juga :   Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat, Pj. Bupati Adriyanto: APBD Harus Lebih Adaptif

“Kita berharap agar pemkab segera turun tangan untuk membenahi tanggul ini”, ungkap Nahuwam.

Dengan longsornya tanggul tersebut, sangat menggaggu aktivitas warga yang sedang mengangkut hasil pertanian. Karena tanggul itu kerap dijadikan jalan alternatif oleh petani setempat. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *