Kaesang Tak Maju di Pilkada Jakarta, Pengamat: Pertanda Kegagalan Politik Cawe-cawe

  • Bagikan
ELEKTABILITAS TINGGI: Tokoh nasional Anies Baswedan menjawab pertanyaan wartawan seputar persiapan Pilgub Jakarta yang akan berlangsung pada NOvember 2024 mendatang.

INDOSatu.co – JAKARTA – Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, penentuan kekuatan Presiden Jokowi dalam Pilkada Jakarta akan terlihat pada bisa atau tidaknya Kaesang Pengarep maju dalam Pilkada ini. Namun, sampai sekarang tanda-tandanya Kaesang realistis akan beralih maju ke Pilkada Jawa Tengah saja.

‘’Kita lihat dan tunggu saja sampai 15 Juli ini. Kaesang akan maju atau tidak dalam Pilkada Jakarta. Apabila tidak maju, maka menjadi pertanda jelas, bahwa pengaruh sang ayah, yakni Presiden Jokowi di Jakarta sudah mulai pudar. Saya lihat hingga hari ini sinyal Kaesang maju di pilkada Jakarta semakin melemah,’’ kata Ray Rangkuti Rabu (10/7) sore.

Baca juga :   Kombatan Jakarta Datangi PDI P agar Usung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024

Menurut Ray, Kaesang tampaknya realistis bila tidak mendapat sambutan yang cukup di Jakarta. Dia akan sulit maju dalam pilkada yang status hukumnya sudah menjadi mantan ibu kota negara tersebut. ’’Warga Jakarta tak cukup kuat menyambut pencalonan Kaesang. Apalagi bila akan melawan kekuatan petahana Anies Baswedan. Dia tak sebanding,” kata Ray Rangkuti.

‘’Maka tampaknya pilihan maju ke Pilkada Kaesang akan ke Jawa Tengah saja. Sebab, berbeda dengan Jakarta, kekuatan pengaruh cawe-cawe Jokowi di wilayah dan masyarakat di sana masih ada. Meski ada lawan berat karena harus menundukan kekuatan PDI Perjuangan di kandangnya sendiri,’’ sambung Ray.

Sehingga, lanjut Kaesang, bila nanti dia tidak maju di Pilkada Jakarta, maka yang akan kontestasi pilkada di wilayah ini kemungkinan besar hanya diikuti oleh dua pasang calon saja. Yakni, pasangan Anies Baswedan dan satu pasangan lainnya yang merupakan calon dari PDI Perjuangan.

Baca juga :   SBY Alami Kanker Prostat, Telepon Jokowi, Ossy: Ingin Berobat ke LN

‘’Kalau Kaesang tak ada, maka kompetisi pilkada di Jakarta hanya pasangan Anies melawan pasangan PDI Perjuangan. Anies akan didukung PKS, NasDem, dan PKB. Sedangkan sisanya akan maju bersama mendukung calon PDI Perjuangan. Hal ini masuk akal karena PDI Perjuangan saya rasa tahu bahwa potensi kemenangan calon yang diajukannya mencapai peluangnya 50 persen,’’ kata Ray Rangkuti.

Ditegaskan Ray, bila benar Kaesang tak dapat maju di Pilkada Jakarta maka ambisi Jokowi yang ternyata masih menganggap penting Pilkada Jakarta menjadi terputus. Usaha dia untuk menguasai politik Jakarta ketika dahulu ingin memaksakan Jakarta sebagai wilayah algomerasi yang dipimpin wakil presiden menjadi semakin sia-sia.

Baca juga :   Beri Kuliah Umum di USK, LaNyalla: Kesenjangan Sosial Terjadi karena Oligarki Diberi Ruang Besar

‘’Dahulu kan sempat dibahas bila wilayah algomerasi Jakarta seiring adanya IKN akan dipimpin wakil presiden. Nah, sekarang posisi wakil presiden sudah didapat oleh anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka. Namun ternyata usaha Jokowi ini akan terancam gagal padan bagian awal, yakni bila Kaesang tidak dapat maju di Pilkada Jakarta yang akan dilaksanakan pada akhir tahun ini,’’ kata Ray Rangkuti. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *